Merasa gemuk? Kekurangan berat
badan? Atau justru merasa sudah ideal? Mungkin dugaanmu benar, tapi bisa juga
tidak tepat. Selama ini banyak dari kita yang menduga-duga tentang status gizi
kita. Dengan kata lain status gizi hanya dikira-kira sesuai physical appearance semata. Namun,
betulkah cara demikian selalu valid?
Betul, secara umum ukuran gemuk
atau kurus seseorang dapat dilihat secara
umum lewat tampilan fisik. Namun, hal tersebut sangat subjektif dan
dalam banyak kasus menjadi keliru dalam memperkirakan. Terutama terhadap orang
yang berada di antara batas ambang kurus dan ideal atau gemuk dan ideal. Bahkan
lebih jauh antara kurang gizi dan gizi buruk atau overweight dan obesitas. Lantas
bagaimana cara yang lebih valid dan tentunya mudah diaplikasikan oleh
masyarakat umum?
Secara umum penentuan status gizi
seseorang (dewasa/ di atas 17 tahun) dapat dilihat melalui Indeks Masa Tubuh
(IMT). IMT atau sering dikenal dengan BMI (Body Mass Index) dihitung secara
sederhana dari data tinggi badan (TB)
dan berat badan (BB). Rumusnya juga sederhana, yaitu BB (dalam Kilogam) / TB2 (dalam Meter).
Setelah mendapatkan angkat hasil
perhitungan BB/TB2, kamu bisa melihat tabel penggolongan status
gizi. Yang perlu kamu tahu, ada beberapa referensi tabel IMT baik dari dalam
atau luar negeri. Misalnya, tabel penggolongan IMT yang diterbitkan oleh WHO (World Health Organization) atau
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berikut ini.
Eropa
|
Indonesia
|
||
Status gizi
|
IMT
|
Status gizi
|
IMT
|
Kurus
|
< 18,5
|
Kurus
|
< 17,0
|
Normal
|
18,5-24,9
|
Normal
|
17,0-18,4
|
Kegemukan
|
> 25
|
Kegemukan
|
18,5-25,0
|
Pre Obes
|
25,0-29,9
|
Pre Obes
|
25,1-27,0
|
Obes 1
|
30,0-34,9
|
Obes 1
|
>
27,0
|
Obes 2
|
35,0-39,9
|
Obes 2
|
|
Obes 3
|
> 40
|
Sumber: WHO
Status gizi
|
IMT
|
Kurus/kurang
|
< 18,5
|
Normal
|
18,5-24,9
|
Overweight
|
25,0-27,0
|
Obesitas
|
>
27
|
Sumber: Kementerian Kesehatan RI
Terus, sebaiknya pilih yang mana?
Jangan bingung, mana saja boleh dipilih. Mungkin sebagian ahli akan merekomendasikan
penggunaan sumber WHO dan sebagian lagi sumber dari Kementerian Kesehatan RI.
Namun pada intinya keduanya relevan untuk digunakan. Sebagai saran, saya
merekomendasikan tabel IMT dari WHO
karena memiliki range penggolongan status gizi yang lebih banyak, namun
demikian tabel dari Kementerian Kesehatan RI lebih ringkas sehingga relatif
tidak menmbulkan kebingungan.
Sebagai catatan bahwa tabel IMT
akan berbeda sesuai regio negara karena berkaitan dengan ras (e.g. kaukasia, afrika, asia dan
seterusnya). Selain itu, metode lain yang relevan digunakan oleh manusia dewasa
adalah menggunakan lingkar lengan atas (LILA) atau secara otomatis menggunakan
alat yang bahkan dapat menentukan komposisi masa tubuh. Karena bisa jadi
seseorang memiliki berat badan berlebih namun komposisi tubuh didominasi otot,
bukan lemak. Tentu kondisi dan diet yang direkomendasikan menjadi berbeda.
Demikian pembahasan singkat
mengenai penentuan status gizi berdasar IMT. Semoga bermanfaat dan selamat
mengaplikasikan. #YukDiet #AliZaenal
Lanjutanye mana bang, apa cuma saya yang gak bisa baca artikelnya sampe full :(
ReplyDeleteSama kak aku juga gak bisa
ReplyDeleteMaaf sekali, alhamdulillah sudah saya perbaiki. Selamat membaca kembali :
ReplyDelete