Tuesday, August 5, 2014

Antara Bersegera dan Terburu-buru

Standard
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhan-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” (Q.S. Ali Imron: 133)

Dalam konteks kebaikan, manusia diperintahkan untuk selalu bersegera. Salah satunya sebagaimana yang termaktub dalam Q.S. Ali Imron ayat 133 tersebut, yaitu dalam meraih ampunan dan surga Allah. Secara logika, ada beberapa manfaat dalam bersegera berbuat baik.

Yang pertama, memacu kebaikan lain. Ketika seseorang selesai dengan satu urusan, maka dia bisa melakukan hal baik lain, demikian seterusnya. Sehingga akan semakin banyak hal baik yang diperbuat.

Yang kedua, disiplin waktu. Kebalikan dari bersegera adalah menunda, ketika seseorang sering menunda pekerjaan maka pekerjaaanya tidak selesai-selesai. Sedangkan ketika seseorang bersegera maka akan timbul disiplin waktu yang baik, sehingga pekerjaan selesai tepat waktu.

Yang ketiga, tingginya produktivitas. Ketika seseorang bersegera dalam berbuat baik, maka memacu makin banyak pula karya dan hasil kerjanya, dengan demikian dikatakan produktivitasnya tinggi.

Namun demikian, terkadang menjadi sulit membedakan dan menerapkan antara bersegera dan terburu-buru. Banyak hal yang ingin dilakukan sehingga terlalu bersemangat, membuat lalai mempertimbangkan hal-hal lain. Alhasil, timbulah dampak negatif yang lebih banyak daripada dampak positif.

Dalam situasi genting, membedakan keduanya menjadi lebih sulit. Butuh kejelian tingkat tinggi agar tak salah langkah. Maka, hendaknya kita selalu melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang. Kebermanfaatan, keburukan, dan faktor-faktor lain.

“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepada kalian tanda-tanda (azab-Ku). Oleh karena itu, janganlah kalian minta kepada-Ku untuk mendatangkanya dengan segera” (Q.S. Al-Anbiya: 37)

Demikian Al-Qur’an pun telah menegaskan bahwa manusia cendrung bersifat tergesa-gesa/terburu-buru. Maka dari itu, dengan membiasakan berpikir tenang (sabar) dan kritis insha Allah kita terhindar dari keburukan sifat terburu-buru.

Related Posts:

  • Takut dan Harap Sejak lama logika ini heran, betapa sulitnya menemukan perpaduan indah antara takut dan harap. “khaufan wa thama'an”, demikian Tuhan perintah dalam … Read More
  • HARI GIZI NASIONAL 2015 "Bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi" Demikian tema Hari Gizi Nasional 2015. Jika dicermati tema tersebut punya makna yang san… Read More
  • Mimpi, Ajarkan Fase dalam Kehidupan “Jika engkau minta surga, minta lah firdaus” Sabda indah rosululloh yang syarat akan makna. Betapa utamanya berharap pada Allah, dengan harapan t… Read More
  • Lakukanlah Hampir satu bulan vakum menulis di blog ini. Bukan karena sibuk, tapi karena dunia yang terlalu sering membuat kejutan-kejutan. Hingga kadang diri i… Read More
  • Kesetiaan "Hal besar tak akan pernah datang sebelum ada kesetiaan pada hal yang kecil" Itulah makna kekonsistenan dalam beramal. Amal tidak hanya dinilai d… Read More

0 komentar:

Post a Comment