Sunday, May 8, 2016

Islam & Indonesia sebagai Identitasku

Standard
Menjadi seorang muslim (orang yang beragama Islam) bukan sekadar status. Namun, sebuah pilihan yang mengandung banyak konsekuensi. Seorang muslim wajib mengamalkan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang barang tentu keduanya sama sekali tak ringan. Sebagaimana karakter jalan dakwah (jalan hidup seorang muslim) itu sendiri yang berkelok, panjang, menanjak, penuh duri dan sepi. Namun, sekalipun demikian ini lah jalan terbaik yang harus ditempuh untuk mendapat ridho-Nya. Saksikanlah bahwa aku seorang muslim.

Bagi saya menjadi seorang muslim berarti siap untuk selalu melakukan perbaikan pada diri sendiri dan umat. Perbaikan diri yang konsisten dan berkesinambungan menjadi sangat penting. Sebagaimana Allah tegaskan bahwa barang siapa yang menjadi lebih baik di setiap satuan waktu mendatang akan mendapat keberuntungan, barang siapa yang statis akan mendapat kerugian, dan barang siapa yang lebih buruk akan celaka. Bisa kita pahami perbaikan diri menjadi sangat penting karena tak mungkin mampu pribadi bermasalah menjadikan umat lebih baik. Kesadaran kolektif akan pentingnya perbaikan diri akan menjadikan kondisi umat pun membaik.

Maka, bersama perbaikan diri perlu ada segolongan kaum yang menyeru pada kebajikan, membangkitkan kesadaran akan pentingnya perbaikan pribadi. Itulah kemudian yang kita sebut sebagai orientasi dakwah. Yaitu menyeru dan memperbaiki umat dengan melakukan penyadaran serta memberi pemahaman dan pengetahuan. Sekali lagi ini jalan yang tak mudah, berkelok, panjang, menanjak, penuh duri dan sepi. Tapi inilah jalan dakwah, jalan seorang muslim mengarungi kehidupanya.

Tiga paragraf di atas menegaskan bahwa aku adalah seorang muslim. Sedangkan pada paragraf ini aku akan menegaskan tentang identitasku sebagai seorang Indonesia. Yang mana identitasku sebagai seorang muslim berhubungan erat dengan identitasku sebagai seorang Indonesia. Islam mengajarkan pada pemeluknya agar memiliki nasionalisme yang tinggi pada negaranya. Seorang muslim mestilah membela negaranya mati-matian, mencintainya, dan bersemangat dalam membangun negaranya. Pun demikian, negaraku Indonesia adalah negara yang lekat dengan Islam, dari mulai sejarah, kultur masyarakat, hingga asas negara yang menekankan poin ketuhanan yang maha esa.

Indonesia bagiku bukan sekadar kumpulan pulau dan lautan, namun juga barisan manusia-manusia yang ditakdirkan Allah untuk saling mengenal dalam bingkai keragamannya. Kita sama-sama mengerti, jika bicara manusia tak selesai pada angka catatan sipil yang ada. Tapi bicara soal manusia adalah tentang komponen jiwa dan raga yang menyatu. Dan kedua komponen itu ada pada  dua ratus lima puluh juta manusia Indonesia. Hingga bagiku ke-Indonesian-an ku adalah tentang perjuangan mati-matian untuk menjadikan negara ini lebih baik.

Inilah aku seorang pemuda muslim Indonesia yang telah bertekad dalam diri untuk selalu memperbaiki diri dan melakukan perbaikan pada Indonesia tercinta. Bismillah. (AZ) 

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment