Media
sosial (medsos) dewasa ini lebih sering dipandang sebagai sarana eksistensi
diri. Besar kecilnya pengaruh seseorang kerap diukur hanya dengan melihat
jumlah follower, like, dan share medsosnya. Hal tersebut bisa dipahami dalam
era modern ini. Hal yang nampak (materi) menjadi sangat menggiurkan. Segalanya
bertolak pada materi. Termasuk fenomena eksistensi diri lewat media. Media
sosial dinilai mampu memberikan ukuran kuantitatif yang bebas sesuai mekanisme
pasar. Siapa yang paling populer dan disukai pasar akan memiliki lebih banyak
follower, like, share, dan bahkan fans virtual.
Menjadi
perlu dipahami lagi, dalam konteks globalisasi dimana dunia yang begitu luas
dirangkum menjadi satu kesatuan, keberadaan media sosial menjadi sangat
penting. Komunitas imajiner yang dibentuk melalui media sosial ini mampu
menghapuskan kesenjangan jarak dan waktu. Yang jauh akan terasa lebih dekat,
walaupun bisa juga sebaliknya yang dekat akan terasa jauh. Tapi pada intinya
media sosial memiliki potensi yang sangat baik dalam rangka mendekatkan antar
individu.
Maka
kemudian memaknai kembali penggunaan media sosial menjadi sangat diperlukan.
Bagaimana dalam keseharian kita berkutat dengan facebook, twitter, instagram, line,
dan lainya. Meng-upload foto, memposting informasi, berbagi berita, higga
mungkin stalking. Lantas apa sih yang menjadi alasan terbesar kita
menghabiskan banyak waktu dengan media sosial? Bahkan yang pertama kita buka
setelah bangun tidur pun sering kali media sosial, pasca solat, setelah mandi,
atau bahkan saat sedang di kamar mandi. Bisa kita lihat betapa seringnya kita
berinteraksi dengan media sosial.
Bagi
saya media sosial adalah cara untuk menjadi dekat. Kita tak akan bisa selalu
bersama, hadir di setiap masalah yang dialami sahabat, atau sekedar
bersilaturahim dengan orang-orang terdekat. Apalagi jika kita punya banyak
kenalan, orang tercinta, dan jaringan luas. Tentu menemuinya setiap waktu
menjadi tak mungkin. Maka disini lah media berperan. Ketika kita mengunggah
foto, memposting informasi, berbagi link, dan segala aktifitas bermanfaat yang
kita lakukan di sosial media menunjukan kehadiran kita di sisi mereka. Apalagi
bagi kita yang sedang menjalankan amanah publik. Bagaimana aspirasi itu
diterima, diolah, dan direspon menjadi sangat penting. Dibutuhkan kehadiran
media sosial.
Jadi,
sudah saatnya kita berubah halauan. Tak lagi ber-sosmed untuk mendapat
sebanyak-banyaknya like, share, dan follower. Tak juga untuk mendapat pujian,
ucapan terimakasih, atau pun mendongkrak eksistensi. Keaktifan kita bermedia
sosial adalah tentang mendekatkan, menghadirkan, dan bebagi antara kita dan
oran-orang tercinta. (AZ)
0 komentar:
Post a Comment