Apa hal mendasar yang membedakan
seseorang dengan orang lain? Tentu banyak hal jawabnya. Sekalipun sudah banyak
disinggung para motivator dan juga disebut dalam beberapa teori psikologi
modern, ada satu hal yang kerap luput hadir pada diri seseorang. Ya, tentang management berpikir dan merasa.
Bagaimana bisa? Pada dasarnya
setiap pribadi memiliki kecenderungan berpikir dan merasa yang terpengaruh pada
berbagai faktor, lingkungan dan keturunan misalnya. Itulah mengapa ada yang
menyebut “kemiskinan” adalah lingkaran setan yang hanya bisa diputus dengan “pencerahan”.
Apanya yang “dicerahkan”? Hati dan pikirannya. Dengan cara apa? Melalui
pendidikan. Disini penidikan memegang peran sentral dalam merubah cara pandang dan pengelolaan rasa seseorang.
Selanjutnya, ada faktor-faktor
lain juga yang berpegaruh pada kecakapan seseorang dalam mengelola pikiran dan
perasaan. Misalnya faktor spiritual dan agama. Kedua faktor tersebut mengambil
peran yang relatif signifikan dalam membentuk mindset seseorang untuk memandang sesuatu. Singkatnya, pendidikan;
spiritual; dan agama boleh jadi dianggap faktor yang penting dalam membentuk
pola pikir dan pengelolaan rasa yang positif.
Positive thinking and feeling bagi sebagian orang (jika tidak bisa
dikatakan mayoritas) berawal dari upaya membiasakan. Usaha menyingkirkan
keraguan, ketakutan, dan ketidakberdayaan. Hingga lama kelamaan sebuah habit baru akan terwujud. Yaitu positive thinking and feeling dalam
menghadapi berbagai persoalan dan memandang masa depan.
Sebagai pungkasan, jika selama
ini kita merasa sering gagal, kalah, dan tidak secara signifikan melangkah
maju, mari tengok bagaimana habit kita
dalam ber-positive thinking and feeling. Mari
membiasakan berpikir dan merasa secara positif.
0 komentar:
Post a Comment