Friday, June 21, 2013

Harapan Kami, Gizi Kesehatan FK UGM

Standard
"Perjuangan itu diawali dengan niatan tulus, dilanjutkan dengan ikhtiar berlanjut, dan diakhiri dengan tawakal penuh"

Gizi Kesehatan, sebuah prodi prospektif yang ada di Universitas Gadjah Mada. Gizi tergolong salah satu prodi baru (2003 berdiri) di UGM dengan peminat yang tinggi. Khususnya pada 2013 ini Alhamdulillah Gizi menjadi prodi paling diminati oleh camaba di jalur undangan UGM.

Dulu waktu SMA, sama sekali tidak terbayang akan kuliah di Gizi UGM, walaupun pada akhirnya entah kenapa saya memilih kuliah disana. Tapi saya yakin dibalik itu selalu ada hikmahnya.

Saya mendalami informasi, ilmu, dan semua tentang gizi barulah setelah diterima jadi maba, bahkan parahnya saya baru pernah ke UGM dan khusunya ke gedung Gizi waktu menjelang Ospek/PPSMB UGM. Mungkin bukan cuma saya yang demikian, dan tentunya bukan cuma saya yang "shock" saat pertama kali melihat gedung gizi dan tahu akan kuliah selama kurang lebih 3,5 tahun disana.

Gizi Kesehatan itu masuk Fakultas Kedokteran, Oya? mungkin banyak masyarakat yang baru tahu. Bahkan demikian pula dengan saya, waktu selesai mendaftar SNMPTN tulis prodi Gizi UGM baru tahu kalo Gizi itu di FK. Jadi, murni daftar gizi bukan karena gizi itu di FK, tapi karena memang tertarik mempelajari Ilmu Gizi. Yeay :)

Fakultas Kedokteran itu sangat luas, bahkan mungkin merupakan fakultas terluas di UGM.

Saya disini hanya ingin bercerita, bukan memperpanas keadaan, provokasi atau apapun. Ini murni curhat bro. Daripada dipendam sendiri mending aku tulis, ga tau deh ada yang baca/ga atau malah bodo
amat sama tulisanku. hehe

Kami prodi Gizi memang benar ada di Fakultas Kedokteran, dimana? di paling pojok, dipaling ujung dan di gedung paling jelek (tetep pasang senyum).

Saya tulis ini sebenarnya sebagai wujud apresiasi bagi kaka angkatan dan orang-orang yang telah berjuang mengadvokasi pembangunan gedung Gizi dari sejak lama, tapi belum berhasil atau bahkan tidak digubris. Ada sangat teramat banyak sekali alasan mengenai penolakan advokasi itu, dari mulai perizinan Sultan Hamengubuwono X, gedung sementara kuliah pindah kemana, dan lain-lain. Sebenarnya kurang jelas juga apa alasanya.

Jika mungkin ada yang berfikir bahwa yang kami perjuangkan ini hanya sebatas memperjuangkan "prestis", dengan tegas saya jawab "salah". Yang kami inginkan disini sangat sederhana, "kenyamanan belajar". Bukankah pembentukan SDM yang kompeten dimulai dari kultur belajar yang bagus? lantas jika kultur belajar saja tidak mampu terbentuk hanya karena fasilitas, apakah tidak sayang SDM-SDM yang ada?. SDM yang potensial untuk pembangunan Indonesia, untuk kemajuan Indonesia.

Seharusnya, jika memang benar-benar ingin maju, ya harus berani bertindak dan tidak hanya mengekor generasi terdahulu. Harus "Move On"!!. Jika ada yang bertanya lagi, emang Gizi punya uang buat bangun gedung?. Ini mah pertanyaan klasik, karyawan aja udah tahu jawabanya, apalagi mahasiswa yang udah mengeluarkan kocek dari dompetnya. haha. Ya punya lah, katanya sih duit mah ada, udah disiapin, banyak tabungan, masalahnya cuma perizinan.

Kalau memang perizinan jadi masalah, sudah seharusnya ada transparansi keuangan. Mengingat ortu mahasiswa sudah mengeluarkan uang untuk biaya, sedangkan mahasiswa belum mendapatkan fasilitas yang semestinya mereka dapatkan sebagai timbal balik biaya yang sudah mereka bayarkan.Heran juga kenapa masalahnya di perizinan? birokrasinya yang ribet? atau memang hanya ada sedikit "effort" untuk menembus dinding birokrasi itu?. perlu dipertanyakan.

Mau tidak mau harus saya katakan bahwa ini berefek pada mahasiswa Gizi yang cenderung introfert di dalam gedung aja. Pasalnya, FK yang seluas itu, wilayah Gizi hanya sebatas pojokan saja. Mungkin ini hanya opini, tapi memang faktanya begitu kan?.

Lantas apa yang harus kita lakukan sebagai mahasiswa Gizi UGM?. Beradvokasi? udah, mediasi? katanya juga udah. Yakin udah pol perjuanganya?. Yuk kita tengok bersama. Sudahkah ada anak Gizi yang memperjuangkan, mengadvokasikan, dan mem"boming"kan isu ini ke eksternal?. Mungkin ada, tapi sedikit. Mau tidak mau memang yang terlihat seolah perjuangan dan pembahasanya hanya internal prodi dan hanya dengan kaprodi. Pernahkah mahasiswa Gizi mengadvokasikanya di depan dekan?secara kontinyu?.

Apa sebabnya tidak bisa advokasi ke eksternal? karena temen-temen Gizi yang di eksternal belum ada yang mau secara serius beradvokasi ke eksternal di luar prodi.

Sedikit bermimpi diantara banyak mimpi yang ingin saya lakukan bagi KMFK UGM, ingin rasanya membuat isu gedung Gizi ini "booming" di seluruh KMFK, bukan cuma booming di internal prodi Gizi. Ingin dan sangat ingin beradvokasi langsung ke dekan, bahkan barangkali ke rektor mengenai kedaaan ini, tentunya advokasi yang berkelanjutan. Sempat juga terlontar ide untuk mengadakan event2 yang menghadirkan dekanat dilaksanakn di gedung Gizi. Atau event2 proker berbagai BSO KMFK bisa juga dilaksanakn secara merata dan bergilir di Gedung Gizi. Seru deh kayaknya..hehe ;)

Sebagai mahasiswa, memang kita belum mampu membuat kebijakan, tapi yang bisa kita lakukan adalah "mengakselerasi" agar kebijakan yang "bijaksana" itu segera muncul.

Sedikit tambahan inspirasi, kalau temen-temen Gizi masih pesimis tentang pikiran negatif orang yang kadang menyepelekan kita, mungkin bisa belajar dari Wakil Presiden Mahasiswa BEM KM UI 2013 yang merupakan mahasiswa Ilmu Gizi UI. Beliau membuktikan, mahasiswa Gizi itu sanggup bersaing diluar kandang, bukan cuma di dalam.

Itulah sedikit cerita dari saya, barangkali setelah ini akan bermunculan banyak mahasiswa Gizi yang bertekat kuat mempejuangkan hak kita bersama. Yuk bagi temen-temen Gizi, ga usah takut berbuat selagi itu baik, teruslah berkarya karena setiap karya itu indah, buktikan bahwa kita mampu. Semangat kawan!, hari esok menanti.

0 komentar:

Post a Comment