"Pemimpin itu seperti kerangka besi bagi sebuah bangunan, dia yang menguatkan, membentuk pola, dan menjadi bagian terpenting pada sebuah bangunan yang indah"
Pemimpin/Leader kerap secara mutlak disamakan dengan "ketua", padahal nyatanya tidak demikian. Ketua lebih diartikan sebagai jabatan struktural, sedangkan pemimpin adalah penggerak masa, sekalipun tanpa jabatan struktural.
Di lapangan, orang-orang banyak yang beranggapan bahwa kunci terpenting sebagai pemimpin pergerakan "hanya"lah sikap kritis dalam menyikapi sesuatu dan diikuti dengan tindakan progresif.
Paradigma itulah yang barangkali membuat banyak ketua "lupa daratan" dengan apa yang dipimpinya. Mereka lebih memilih mengambil jalan singkat melalui program-program mereka yang dianggap progresif untuk perubahan. Mereka melupakan sesuatu.
Yah, mereka lupa, bahwa yang dipimpinya BUKAN lah ROBOT, melainkan MANUSIA yang punya HATI.
Untuk melakukan perubahan progresif sangat dibutuhkan sinergisasi sumber daya manusia. Saya lihat sangat banyak ketua yang sudah meng-gemakan semangat harmonisasi di lingkup kepemimpinanya, bahkan sejak masa pencalonanya. Tapi sangat sedikit yang mampu konsisten bertekat mewujudkan semangat harmonisasi itu dalam wujud work plan yang nyata. Sekali lagi, work plan yang saya maksud tidak selalu sama dengan program kerja, work plan bisa juga berupa rencana strategis dalam bentuk interaksi dan pengakraban secara natural. Barang kali ini susah dijelaskan, tapi intinya ini kembali kepada karakter seorang ketua untuk selalu bersahaja, mengayomi, dan peduli terhadap orang-orang yang dipimpinya.
Awalmula sinergisasi masyarakat adalah menyatunya internal organisasi "plan maker". Jangan pernah lupa, esensi sederhana yang biasa kita dengar, "mulai dari sendiri, mulai dari yang sederhana, dan mulai sekarang". Hendaknya untuk melakukan perubahan menuju kemajuan di luar lingkup organizing comitte yang dipimpinya, ketua harus menyatukan internal "organizing comitte" yang dipimpinya terlebih dahulu.
Bagi semua ketua, marilah berusaha konsisten menyatukan internal secara natural, karena itulah langkah yang paling efektif untuk menyatukan. Jangan pernah bertanya, kenapa anggotaku seolah menjauh dan tidak aktif ya?. Melainkan tanyalah pada diri sendiri, apakah saya sudah bertekat kuat untuk konsisten dalam menyatukan internal?. Jika belum, maka tidak heran internal anda masih belum menyatu.
Jika ada yang mengelak, "lagi pula sudah ada PSDM kan yang bertugas menyatukan anggota". My absolutely answer is "Your opinion was "WRONG"". Kenapa?. Ibarat bangunan besar, organisasi butuh ditopang oleh tiang yang kokoh. Ketua dan Pengurus harian tentunya berfungsi sebagai kerangka besi yang akan membentuk pola dasar kokohnya bangunan organisasi. Sementara fungsi PSDM dalam mengeratkan organisasi seperti campuran pasir dan semen yang melapisi kerangka besi itu. Mereka saling menguatkan organisasi. Jadi jangan heran, jika ketua yang seharusnya bertindak seperti kerangka besi tadi tidak menjalankan fungsi yang seharusnya, maka tiang itu tidak akan kokoh menopang bangunan megah itu.
Masih ragu? Cobalah tanya pada anggota dalam organisasimu. Tampunglah saran, pendapat, kritik dan apapun itu. Luangkan waktu untuk mendengarkan aspirasi mereka secara LANGSUNG , bahkan setidak bermakna apapun yang mereka katakan, cobalah selalu simak itu. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment