Teguhlah...
Dikala keringkerontang melanda
Terik memercik segumpal bara
Pedulipun tiada jumpa
Teguhlah...
Jika seiring waktu aku tua
Terhantam oleh cadasnya baja
Aku ingin tetap teguh
Kukuh aku berdiri haruslah
Tatapan pasti tanpa ratap merayap
Yakin berprinsip dalam hakiki sahaya
Aku akan tetap teguh.
Kehidupan yang hakiki memang sangat keras, tanpa peduli kita terjaga ataupun lengah. Hantaman demi hantaman silih berganti, terik pun ikut menguji diri.
Kita harus teguh, tak peduli apapun yang menghadang dalam perjuangan hakiki, tak boleh runtuh. Tak perlu berharap pada orang lain atas bantuanya, berhentilah toma' pada sesama. Yakinlah akan potensi diri dan bantuan Illahi Robbi. Kita akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan ujian dengan teguh laksana sebatang kaktus.
Sebatang kaktus terus teguh dalam kering kerontang tanah, tidak toma' sehingga dia terus berjuang memperbaiki diri. Karena tanah terlalu miskin air maka tidak kemudian ia berharap terlalu akan disirami air, namun ia malah mengembangkan mekanisme menghematan air melalui penyimpanan air dalam tubuh dan tiada berdaun untuk mengurangi penguapan air. Bahkan dia semakin teguh dengan duri-duri di tubuhnya, membuatnya "gagah" dan teguh. Maka teguhlah, teguhlah, teguhlah!
0 komentar:
Post a Comment