Wednesday, June 18, 2014

Amanah

Standard
Tentang amanah
Amanah adalah bentuk kepercayaan orang lain kepada kita. Ia datang pada orang yang tepat. Baik sebagai ujian ataupun bentuk penghinaan dari Tuhan. Ketika ia hadir sebagai ujian tentunya akan ada beban yang dipikul, beban yang berat, beban yang membuat jiwa raga terkoyak saking beratnya. Namun demikian jika benar amanah itu sebagai ujian maka ia bernilai keberkahan, pemuliaan, dan jalan pengokoh jiwa raga. Sebaliknya jika amanah tersebut bernilai istidroj yang membuat kita makin jauh dari Tuhan dan tentunya akan menghinakan kita, maka segala  yang dihadapi dalam mengemban amanah akan mengantarkan kita pada murka Allah. Na’udzubillah. Tinggal kita berkaca, menyadari, dan memilih apakah amanah yang kita emban akan mengantar kita menjadi mulia atau malah pribadi hina dina.
Menjadi seorang pemimpin berarti mengemban amanah. Begitu beratnya menjadi pemimpin, ia lah orang pertama yang dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT diakhirat kelak terhadap apa yang ia pimpin. Pemimpin haruslah kokoh, kuat, tangguh dan berani mengambil langkah. Semangatnya adalah semangat perbaikan, semangat cinta, dan semangat kebermanfaatan. Ia berjuang dengan segenap jiwa raga untuk Rabb-nya.
Core, bermakna sebuah inti yang selalu menjadi poin penting bagi seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Seringkali itu disebut dengan prinsip. Maka segala kebijakan yang diambil seorang pemimpin tidaklah boleh melanggar dari prinsip tersebut. Disinilah alasan kenapa seorang pemimpin harus kokoh.
Menjadi seorang pemimpin yang dicintai
                Menjadi pemimpin yang dicintai semua orang adalah hal yang sulit. Karena pasti saja akan ada orang yang membenci atau menentang kita. Maka cukuplah orang solih lagi baik yang setia denganmu jika pada akhirnya semua orang membencimu. Percayalah, ketika engkau melakukan yang Allah cintai niscaya orang-orangpun akan mencintaimu.
                Kasih sayang dan kesabaran adalah senjata seorang pemimpin. Bagaimana kemudian ia bisa meng­-influence orang lain tanpa ia merasa diperintah atau disuruh. Cobalah mulai percakapan dengan senyum, kalimat tanya, dan keramahan. Sebisa mungkin hindari kalimat perintah. Ketika terdapat perbedaan pendapat, janganlah kita berhenti tersenyum, tetaplah ramah, anggap ia bukan sebagai bawahan kita tapi partner kita.
Jika engkau bersalah
                Permintaan maaf bukanlah hal yang menghinakan, melainkan suatu simbol kedewasaan berpikir dan kebesaran jiwa. Karena setiap pemimpin pastilah punya kesalahan sekecil apapun, kecuali Rosululloh SAW yang selalu dibimbing Allah SWT. Minta maaflah secara substansial terhadap yang kita lakukan, namun demikian cobalah menjelaskan kenapa itu terjadi sebagai wujud tanggungjawab moralmu.
Jika engkau dikritisi sampai habis
                Setiap orang berhak berpendapat dan berhak mengkritisi seorang pemimpin dari sudut manapun, it’s the point. Maka seorang pemimpinlah yang harus bersabar dan berjiwa besar menerima kritikan dari setiap orang, walaupun tidak semua orang benar dalam mengkritisi.
                Jadikan segala bentuk kritikan itu batu loncatan untuk lebih baik bagi pribadi maupun komunitas yang dipimpin. Karena setiap hal juga bernilai sebagai proses pembelajaran, maka janganlah segan berproses!. Jika engkau kerap kali menemukan kritikan yang bertentangan dengan pendapatmu, maka kembalikan dengan jawaban dan penjelasan santun, dan tentunya jangan lupa tersenyum.
Tujuan utama memimpin bukanlah untuk berpolitik, melainkan perbaikan
                Entah kenapa suatu proses politik menuntut kita untuk waspada dan bahkan ber-su’udzon. Bagi saya yang awam saya nilai itu bukanlah ruh dari politik. Karena politik merupakan bentuk perjalanan suci yang tentunya akan mengantar seseorang pada kemuliaan. Karena politik adalah jalan, maka jangan sampai kita salah persepsi menganggapnya sebagai tujuan. Tidak harus segala hal dinilai sebagai proses politik seutuhnya, karena masih ada ranah kekeluargaan yang juga menjadi wahana pengantar pada tujuan hakiki. Politik yang saya maksud disini bukanlah politik praktis, melainkan politik dalam berorganisasi dalam komunitas secara garis besar. Maka keseimbangan dalam berpolitik dan kekeluargaan dalam organisasi menjadi sangat penting.
Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh seluruh awaknya
                Sebagaimana hebat pun pemimpin organisasi tidak akan menjamin sepenuhnya bahwa organisasi yang dipimpinya akan hebat pula. Karena dalam organisasi bukan hanya ada pemimpin, melainkan yang dipimpin. Menciptakan kesadaran pada segenap anggota bahwa kesuksesan adalah milik bersama menjadi sangat penting. Walaupun jelas bukan hal mudah untuk memahamkan setiap anggota bahwa suatu organisasi adalah milik bersama dan demikian pula kesuksesan yang diraih adalah milik bersama.


0 komentar:

Post a Comment