Apa sih perbedaan pertumbuhan dan perkembangan?
Arief (2009) mendefinisikan pertumbuhan sebagai perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran, atau dimensi, tingkat sel organ maupun individu. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa pertumbuhan adalah komponen kuantitatif yang
secara dinamis berubah pada diri, dalam hal ini manusia. Masih dalam reference yang sama, perkembangkan
diartikan sebagai bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Dari pengertian diatas kita dapat
memahami bahwa pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua komponen yang
beriringan melaju secara dinamis dalam setiap satuan waktu kehidupan manusia,
khususnya anak kita. Perbedaanya lebih pada sifat kuantitatif dan kualitatifnya.
Jika pertumbuhan dapat dipantau melalui alat ukur yang dapat divalidasi secara
periodik, tidak demikian pada perkembangan. Perkembangan tak dapat dituliskan
dalam angka-angka, namun dapat dijabarkan melalui deskripsi tertulis.
Anak kita terus bertumbuh dan berkembang
Seiring waktu yang bergulir, anak
kita pun terus tumbuh dan berkembang. Periode tumbuh kembang anak terbagi
menjadi lima menurut Kartini Kartono (1979), yaitu periode bayi, kanak-kanak,
anak-anak, remaja, dan masa pubertas awal. Semuanya itu memiliki indikator
masing-masing untuk kemudian dapat mengkatagorikan seorang anak mengalami
tumbuh kembang baik atau tidak. Disisi lain pertumbuhan dan perkembangan yang
baik ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut yang kemudian menjadi
bingkai bagaimana wujud tumbuh kembang anak kita.
Faktor tersebut antara lain
psikologis, kestabilan kondisi politik (dan sosial), gizi, kesehatan,
keturunan, serta aspek lingkungan hidup lainya (Bogin, 1997). Sebagaimana kita
tahu bahwa tinjauan psikologis pada seseorang meliputi aspek kejiwaan dan
tingkah laku terkait lingkungan. Dengan demikian faktor psikologis memegang
peranan penting kaitanya denga tumbuh kembang anak. Bagiamana anak belajar,
makan, bermain, dan semua aktifitasnya yang pada akhirnya sangat berpengaruh
terhadap capaian tumbuh kembang anak.
Kestabilan politik suatu negara
juga memiliki andil dalam mewujudkan masyarakat yang anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan
baik. Ketidakstabilan politik dan sosial berkaitan erat dengan ancaman peperangan,
krisis ekonomi, krisis pangan, hingga buruknya akses terhadap pendidikan. Strong goverment and strong nation menjadi
sangat penting untuk menciptakan kestabilan politik agar anak bangsa dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.
Faktor gizi memainkan peranan
yang sangat penting sejak janin masih dalam kendungan Ibu. Bagimana Ibu yang
tercukupi gizinya akan berpengaruh pada proses pertumbuhan janin yang baik.
Kemudian ketika bayi lahir, seorang bayi diberikan air susu ibu (ASI) secara
esklusif enam bulan pertama dan diberi makanan tambahan pendamping ASI hingga
dua tahun. Pemberian ASI tersebut akan sangat bergantung pada makanan apa saja yang dicerna ibu.
Karena semakin bergizi makanan, maka produksi ASI makin bagus pula. Berlanjut
ke tahap selanjutnya. Bagaimana seorang anak sangat membutuhkan sumber protein
tinggi untuk memcu tumbuh kembangnya. Hingga pada akhirnya menjadi dewasa dan
lansia, pun seseorang akan selalu bergantung pada faktor gizi. Penuaan, morbiditas (kesakitan), dan mortalitas (kematian) semua itu
berkaitan erat dengan terpenuhinya kebutuhan gizi seseorang secara baik.
Gizi sangat bersinggungan dengan
kesehatan. Namun demikian, faktor kesehatan secara lebih luas juga memegang
peran penting dalam tumbuh kembang anak. Apakah itu terkait asap rokok,
kebiasaan olahraga, konsumsi obat-obatan, dan hal lain yang berkaitan dengan
kesehatan anak kita. Semakin sering anak kita sakit, maka jelas ini akan
mengganggu tumbuh kembangnya.
Sementara itu faktor yang paling
sering dilupakan terkait tumbuh kembang anak adalah keturunan. Sebagimana kita
tahu sifat menurun (genetis) dari kedua orang tua akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak. Hauspie (1980) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa pertumbuhan
yang sangat cepat dipengaruhi faktor genetis. Sebaliknya, keterlambatan
pertumbuhan (dan perkembangan) juga sangat dipengaruhi oleh genetis. Sebegitu
minimnya kepedulian kita terhadap faktor ini. Sering kali kita tak menyadari bahwa
kita sebagai orangtua (atau calon) memegang kendali penting dalam tumbuh
kembang anak. Bagaimana menjadikan anak kita cerdas, bertubuh ideal, memiliki
daya tahan tubuh yang baik, itu semua ditentukan juga oleh orang tua, sadarkah?
Jadi sangat disayangkan jika ada
orangtua yang masih beranggapan bahwa perilaku tidak sehat semacam merokok dan
mengonsumsi alkohol hanya berdampak pada dirinya, hingga orang lain tak perlu
ikut campur. Tentu hal itu salah besar, sebagaimana penelitian Farkhunda et al. (2012), perilaku merokok berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sperma.
Hal tersebut diindikasikan dengan penurunan pergerakan (motilitas) sperma dan menurunya presntase sperma normal. Demikian
pula pada perempuan, perilaku mengonsumsi alkohol berpengaruh pada kehamilan,
berupa bayi dengan berat lahir rendah; bermasalah dengan konsentrasi, belajar,
makan, tidur,membutuhkan perawatan medis yang lebih, dan bermasalah dengan
kepribadianya (United Nation Departement
of Health and Human Service, 2012).
Tentu hanya orang tua dan calon
orang tua yang baik sajalah yang akan terketuk mempersiapkan diri agar tumbuh
kembang anaknya dapat optimal. Terutama dengan lebih memperhatikan faktor gizi,
kesehatan, dan keturunan yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Lalu, apa lagi yang ditunggu? Sekaranglah waktunya untuk lebih peduli menjaga
diri agar gen baik saja yang terwariskan pada anak kita, juga menjaga gizi dan
kesehatan agar anak kita tumbuh dan berkembang hebat. (dimuat di www.dakwatuna.com ( http://bit.ly/1Rjsufd)) (AZ)
0 komentar:
Post a Comment