Setidaknya 2 aksi yang sudah kita lakukan secara bersama-sama menjadi saksi bahwa gerakan mahasiswa di UGM masih hidup dan akan terus bertransformasi sesuai zamannya. Kita sadar bahwa UGM tak baik-baik saja, maka kita ingatkan dengan lembut ayah-ibu kita. Persatuan adalah kekuatan kita, jika kita menginginkan perubahan maka persatuan tak bisa lagi ditawar.
Ini UGM kita, aksi yang kita lakukan bukan karena kita benci, justru karena kita cinta pada UGM dan menginginkan UGM yang lebih baik. Ini baru awal, butuh bukti cinta yang lebih utuh, pengorbanan, perjuangan, dan tentu kekonsistenan menjadi bekal perjuangan selanjutnya.
Kawan, jika kau lihat kekasihmu sedang tak baik-baik saja, apa yang akan kau lakukan? Berilah obat, sekalipun pahit tapi menyembuhkan.
(Aksi Menagih Janji UKT)
"ini tergantung bisnis masing-masing mas, tidak bisa disama-ratakan di semua universitas" kurang lebih demikian jawab Direktur Jendral Pembelajaran & Kemahasiswaan Kementerian Riset & Dikti saat ditagih kepastian regulasi nasional UKT.
Kalo pendidikan tinggi dibilang bisnis, lalu mahasiswanya apa? komoditas bisnis?Semua peserta aksi menjadi saksi atas komitmen beliau untuk segera merealisasikan 4 janji pemerintah terkait UKT. Tapi, satu hal yang harus mereka tahu, kami tak butuh janji dan omong kosong. Kami butuh realisasi, UKT berkeadilan untuk seluruh mahasiswa Indonesia.
Ini adalah momentum titik balik gerakan mahasiswa Gadjah Mada dan Indonesia, bahwa kami masih ada dan akan terus berjuang hingga titik darah penghabisan.Terakhir, niat yang lurus adalah sumber kekuatan gerak kami, hingga tak akan mampu mereka membuat kami gentar, apalagi berbalik ke belakang. #UKTBerkeadilan #SinergiMahasiswaUGM #MenagihJanji
(Aksi Menolak Relokasi Kantin Bonbin)
“Bonbin tak sekadar kantin, tapi di sanalah ruang-ruang sosial antara mahasiswa dan rakyat nyata adanya sebagai saksi historis bahwa UGM ini masih kampus kerakyatan, jika bonbin direlokasi lalu dibangunlah Plaza Bank Indonesia didekatnya, lalu, masih pantaskah kampus ini disebut kerakyatan? ”
Aksi Tolak Relokasi Kantin Bonbin Sosio-Humaniora hari ini mempertegas kenyataan bahwa UGM sedang banyak masalah dan tak baik-baik saja. UKT bermasalah, peran mahasiswa yang makin direduksi dalam PPSMB, polemik pemilihan MWA unsur mahasiswa, tunjangan kinerja tenaga kependidikan yang tak kunjung dibayarkan, hingga relokasi kantin bonbin Sosio-Humaniora yang jelas-jelas mengada-ada.
Dan anehnya rektorat seolah tak bergeming dengan segala masukan, kritik, saran, dan pandangan masyarakat UGM. Terbukti di hari ini, ketika mahasiswa sudah menjelaskan berbagai kajian dari sektor kesehatan, perencanaan tata ruang, ekonomi, psikologis, hingga historis yang jelas-jelas ilmiah, mereka hanya berucap “terimakasih atas saranya, akan kami pertimbangkan”, kurang lebih demikian. Lalu harus bagaimana lagi kita? Aksi sudah, audiensi sudah, memaparkan fakta ilmiah yang mereka harapkan pun sudah.
Sudah saatnya mahasiswa UGM bersinergi menjadi satu. Lupakan sejenak kepartaian, sekat golongan, juga latarbelakang gerakan eksternal kita untuk kepentingan bersama. Tak ada lagi pilihan bagi kita, bersatu berjuang atau tergantikan! Karena diam adalah pengkhianatan.
0 komentar:
Post a Comment