Monday, October 3, 2016

Hari Batik Inter(nasional)

Standard
Hari minggu kemarin (2 Oktober 2016) merupakan  Hari Batik Inter(nasional). Tanggal tersebut dipilih untuk memperingati batik sebagai warisan bangsa berkaitan dengan ditetapkanya batik pada 2 Oktober 2009 sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

Mengapa hari batik menjadi sangat penting?

Pertama, batik merupakan identitas Indonesia. Walaupun akar sejarah batik (dianggap) bermuara pada suku Jawa, namun, seiring berjalanya waktu hal tersebut terbukti tak tepat. Berbagai varian batik tersebar di berbagai daerah: Jawa, Madura, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua. Aneka varian batik tersebut memiliki kekhasan motif dan warna sesuai budaya dan adat setempat. Sehingga menjadi tepat jika batik diidentifiksi sebagai identitas Indonesia, bukan suku jawa.

Kedua, hari batik merupakan momentum memaknai ke-bhinneka-an. Bangsa kita merupakan kumpulan dari berbagai suku, agama, dan adat. Namun kita telah bersepakat bahwa dalam perbedaan tersebut kita tetap satu, Indonesia. Meski demikian ternyata perjalanan bangsa ini tak semulus yang diangankan, karena terlalu banyak perbedaan terkadang kita lupa tentang bhinneka tunggal ika yang telah kita sepakati. Bahkan terkadang perbedaan tersebut tak menemui titik temu, hingga berpotensi menimbulkan perpecahan. Maka, hari batik nasional merupakan momentum yang tepat untuk memakani ulang ke-bhinneka-an kita. Sehingga harapanya kita sebagai warga Negara Indonesia betul-betul dapat memahami bahwa tugas kita adalah menemukan titik temu dalam setiap perbedaan, bukan memperruncing perbedaan.

Ketiga, memupuk kecintaan pada batik dan Indonesia. Di era modern ini fashion  berkembang begitu pesat, pertukaran budaya tak terbendung, dan persaingan global terjadi. Disaat itu pula kita sebagai bangsa Indonesia ditantang untuk mampu terus bertahan dan berkembang dalam nuansa persaingan yang ketat. Batik sebagai warisan seni sekaligus budaya kita tentu tak bisa terhindar dari persaingan tersebut. Kreatifitas dan inovasi disain pakaian batik dan upaya promosi menjadi kunci mundur majunya batik. Momentum hari batik nasional  tentu menjadi waktu yang tepat sekaligus kesempatan emas untuk meningkatkan kecintaan masyarakat pada batik milik Indonesia. Masyarakat tak perlu lagi malu dikatakan ndeso jika memakai batik, karena batik adalah busana modern yang bahkan telah memasuki pasar dunia.

Menjadi tanggungjawab kita sebagai warga negara sekaligus pemuda Indonesia untuk terus melestarikan batik sebagai warisan Indonesia serta terus memupuk pemahaman bhinneka tunggal ika sebagai ujung tombak pembangunan bangsa. Mari kita buktikan pada dunia bahwa perbedaan bukan sumber kehancuran, namun justru sebuah harmoni keindahan. (AZ)

----------------------------------
Dokumentasi UGM Berbatik:
-Liputan 6: http://photo.liputan6.com/lifestyle/begini-cara-mahasiswa-ugm-peringati-hari-batik-nasional-2616064

0 komentar:

Post a Comment