Hari minggu kemarin (2 Oktober 2016) merupakan Hari Batik
Inter(nasional). Tanggal tersebut dipilih untuk memperingati batik sebagai
warisan bangsa berkaitan dengan ditetapkanya batik pada 2 Oktober 2009
sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces
of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO (United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Mengapa
hari batik menjadi sangat penting?
Pertama, batik merupakan identitas Indonesia. Walaupun akar
sejarah batik (dianggap) bermuara pada suku Jawa, namun, seiring berjalanya
waktu hal tersebut terbukti tak tepat. Berbagai varian batik tersebar di
berbagai daerah: Jawa, Madura, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan
Papua. Aneka varian batik tersebut memiliki kekhasan motif dan warna sesuai
budaya dan adat setempat. Sehingga menjadi tepat jika batik diidentifiksi
sebagai identitas Indonesia, bukan suku jawa.
Kedua, hari batik merupakan momentum memaknai ke-bhinneka-an. Bangsa
kita merupakan kumpulan dari berbagai suku, agama, dan adat. Namun kita telah
bersepakat bahwa dalam perbedaan tersebut kita tetap satu, Indonesia. Meski
demikian ternyata perjalanan bangsa ini tak semulus yang diangankan, karena
terlalu banyak perbedaan terkadang kita lupa tentang bhinneka tunggal
ika yang telah kita sepakati. Bahkan terkadang perbedaan tersebut tak
menemui titik temu, hingga berpotensi menimbulkan perpecahan. Maka, hari batik
nasional merupakan momentum yang tepat untuk memakani ulang ke-bhinneka-an kita.
Sehingga harapanya kita sebagai warga Negara Indonesia betul-betul dapat
memahami bahwa tugas kita adalah menemukan titik temu dalam setiap perbedaan,
bukan memperruncing perbedaan.
Ketiga, memupuk kecintaan pada batik dan Indonesia. Di era modern
ini fashion berkembang begitu pesat, pertukaran budaya
tak terbendung, dan persaingan global terjadi. Disaat itu pula kita sebagai
bangsa Indonesia ditantang untuk mampu terus bertahan dan berkembang dalam
nuansa persaingan yang ketat. Batik sebagai warisan seni sekaligus budaya kita
tentu tak bisa terhindar dari persaingan tersebut. Kreatifitas dan inovasi
disain pakaian batik dan upaya promosi menjadi kunci mundur majunya batik.
Momentum hari batik nasional tentu menjadi waktu yang tepat sekaligus
kesempatan emas untuk meningkatkan kecintaan masyarakat pada batik milik
Indonesia. Masyarakat tak perlu lagi malu dikatakan ndeso jika
memakai batik, karena batik adalah busana modern yang bahkan telah memasuki
pasar dunia.
Menjadi tanggungjawab kita sebagai warga negara sekaligus pemuda
Indonesia untuk terus melestarikan batik sebagai warisan Indonesia serta terus
memupuk pemahaman bhinneka tunggal ika sebagai ujung tombak
pembangunan bangsa. Mari kita buktikan pada dunia bahwa perbedaan bukan sumber
kehancuran, namun justru sebuah harmoni keindahan. (AZ)
----------------------------------
Dokumentasi UGM Berbatik:
-Liputan 6:
http://photo.liputan6.com/lifestyle/begini-cara-mahasiswa-ugm-peringati-hari-batik-nasional-2616064
0 komentar:
Post a Comment