Tuesday, October 23, 2018

Mulut mu harimau mu

Standard

“You will understand it's right after you experience it.”

Berkatalah baik atau diam, diam itu emas; dua nasihat bijak yang sering kita dengar dan baca. Maknanya, jika kita tidak bisa berkata baik, cukuplah diam, karena diam akan lebih bernilai dari kata-kata kurang baik.

Dalam Islam atau dalam standar moral masyarakat; perkara banyak mengeluh, nyinyir, suka menggosip, berkata semaunya sendiri, banyak omong, menggunjing, dan sejenisnya merupakan perbuatan yang bernilai negatif. Kata-kata yang muncul dengan kandungan keburukan adalah buruk.
Di suatu titik, mungkin kita akan menemukan saat-saat dimana kita yang biasanya bisa bijak dalam berkata-kata, kemudian terjebak pada keluh kesah, julid/nyinyir, gosip dan lain-lain. Karena apa? Bisa jadi karena jarak antara idealitas dan realitas yang terlalu menganga, tumpukan masalah, atau provokasi orang-orang di sekitar.

Demikian pun yang terjadi, melahirkan kata-kata buruk tetap tidak dibenarkan. Kita tidak semestinya terpancing pada kondisi dan lingkungan. Tetaplah berkata bijak dan baik atu diamlah.

Mulut mu harimau mu! Ya, perkataan kita dapat memangsa kita secara tiba-tiba layaknya harimau. Going to be worth to learn what the negative impact exploded by negative words.

Pertama, kata-kata negatif berpengaruh pada diri yang negatif. Tanpa sadar atau dengan sadar, afirmasi lewat kata-kata akan berpengaruh pada pikiran, perasaan, jiwa, dan diri secara umum. Perkataan yang baik akan menimbulkan ketenangan, motivasi, dorongan kebaikan, dan semangat positif. Sebaliknya, kata-kata negatif melalui ungkapan keluh kesah, julid/nyinyir, gosip dan lain-lain akan menuntun pada sesuatu yang lebih buruk, bahkan jiwa yang kerdil dan hitam.

Kedua, dapat menjadi amunisi bagi lawan atau orang yang tidak suka padamu. Kita tak pernah tahu dalam dunia rimba ini, mana yang sebenarnya kawan, mana yang lawan. Terkadang seseorang yang kita anggap lawan, ternyata malah memposisikan diri sebagai kawan. Sebaliknya, mereka yang kita anggap sebagai kawan baik, sahabat, orang terdekat bukan tidak mungkin ternyata punya rencana buruk pada kita. Itulah dunia yang kejam dengan berbagai kejutan-kejutan.

Ketiga, dapat berimplikasi pada banyak hal dalam kehidupanmu. Baik itu karir, keluarga, bisnis, maupun segala pola interaksi sosial yang terjalin. Bisa jadi sebagian orang akan melihatmu memiliki integritas yang buruk, etika yang kurang baik, atau bahkan jahat. Semua itu bisa saja terjadi dalam dunia yang penuh drama memangsa dan dimangsa.

Berbahagialah jika di suatu titik, entah lewat tulisan ini atau orang lain, kita diingatkan lebih dini untuk memperbaiki. Kembali lagi pada kebaikan kata-kata atau mulai memperbaiki. Ya, kita adalah manusia biasa, tempat salah dan sering berdosa. Tapi, beranilah untuk jujur pada diri, akui kesalahan, dan perbaiki. Jangan jadi munafik dan pengecut. Allah menerima taubat dan mencintai orang yang bersuci.

0 komentar:

Post a Comment