“You will understand it's right after you experience it.”
Berkatalah
baik atau diam, diam itu emas; dua nasihat bijak yang sering kita
dengar dan baca. Maknanya, jika kita tidak bisa berkata baik, cukuplah
diam, karena diam akan lebih bernilai dari kata-kata kurang baik.
Dalam Islam atau dalam standar moral masyarakat; perkara banyak mengeluh, nyinyir, suka
menggosip, berkata semaunya sendiri, banyak omong, menggunjing, dan
sejenisnya merupakan perbuatan yang bernilai negatif. Kata-kata yang
muncul dengan kandungan keburukan adalah buruk.
Di
suatu titik, mungkin kita akan menemukan saat-saat dimana kita yang
biasanya bisa bijak dalam berkata-kata, kemudian terjebak pada keluh
kesah, julid/nyinyir,
gosip dan lain-lain. Karena apa? Bisa jadi karena jarak antara
idealitas dan realitas yang terlalu menganga, tumpukan masalah, atau
provokasi orang-orang di sekitar.
Demikian
pun yang terjadi, melahirkan kata-kata buruk tetap tidak dibenarkan.
Kita tidak semestinya terpancing pada kondisi dan lingkungan. Tetaplah
berkata bijak dan baik atu diamlah.
Mulut mu harimau mu! Ya, perkataan kita dapat memangsa kita secara tiba-tiba layaknya harimau. Going to be worth to learn what the negative impact exploded by negative words.
Pertama,
kata-kata negatif berpengaruh pada diri yang negatif. Tanpa sadar atau
dengan sadar, afirmasi lewat kata-kata akan berpengaruh pada pikiran,
perasaan, jiwa, dan diri secara umum. Perkataan yang baik akan
menimbulkan ketenangan, motivasi, dorongan kebaikan, dan semangat
positif. Sebaliknya, kata-kata negatif melalui ungkapan keluh kesah, julid/nyinyir, gosip dan lain-lain akan menuntun pada sesuatu yang lebih buruk, bahkan jiwa yang kerdil dan hitam.
Kedua,
dapat menjadi amunisi bagi lawan atau orang yang tidak suka padamu.
Kita tak pernah tahu dalam dunia rimba ini, mana yang sebenarnya kawan,
mana yang lawan. Terkadang seseorang yang kita anggap lawan, ternyata
malah memposisikan diri sebagai kawan. Sebaliknya, mereka yang kita
anggap sebagai kawan baik, sahabat, orang terdekat bukan tidak mungkin
ternyata punya rencana buruk pada kita. Itulah dunia yang kejam dengan
berbagai kejutan-kejutan.
Ketiga,
dapat berimplikasi pada banyak hal dalam kehidupanmu. Baik itu karir,
keluarga, bisnis, maupun segala pola interaksi sosial yang terjalin.
Bisa jadi sebagian orang akan melihatmu memiliki integritas yang buruk,
etika yang kurang baik, atau bahkan jahat. Semua itu bisa saja terjadi
dalam dunia yang penuh drama memangsa dan dimangsa.
Berbahagialah
jika di suatu titik, entah lewat tulisan ini atau orang lain, kita
diingatkan lebih dini untuk memperbaiki. Kembali lagi pada kebaikan
kata-kata atau mulai memperbaiki. Ya, kita adalah manusia biasa, tempat
salah dan sering berdosa. Tapi, beranilah untuk jujur pada diri, akui
kesalahan, dan perbaiki. Jangan jadi munafik dan pengecut. Allah
menerima taubat dan mencintai orang yang bersuci.
0 komentar:
Post a Comment