Sembilan belas tahun
silam saya dilahirkan dan diberi nama oleh orangtua saya, Mokhamad Ali Zaenal
Abidin. Saya tumbuh dalam sebuah keluarga sederhana bersama orangtua dan lima
orang saudara saya. Sejak kecil saya sudah dibiasakan untuk hidup dengan rasa
kekeluargaan yang tinggi, mengayomi, dan toleransi. Namun demikian, orangtua
saya pun tidak luput untuk mengajari ketegasan dan kesungguhan dalam hidup.
Dalam hidup ini saya
meimiliki motto, yaitu “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk
manusia lain”. Maka dari itu, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama
(SMP), saya mulai aktif berorganisasi dan berkarya. Cukup banyak organisasi dan
kegiatan ektrakulikuler yang saya ikut; OSIS, Pramuka, PMR, KIR, English Club,
Kreasi Matematika, hingga Tim Paskibra. Selain itu, saya pun mulai berkarya
dengan menjadi penulis di majalah Aktris Sekolah, aktor seni teater dan
mengikuti lomba pidato. Di SMP, saya memiliki gairah lebih tinggi untuk hidup.
Pikiran saya mulai terbuka, bahwa berkutat di akademik saja tidak cukup untuk menjadi
sebaik-baik pribadi sebagaimana motto hidup saya.
Demikian ketika saya
mengenyam pendidikan di Sekolah Menengan Atas (SMA), semangat saya semakin
menyala-nyala untuk menebar manfaat pada orang lain. Ada beberapa organisasi
dan ekstrakulikuler yang saya ikuti; Pramuka, Rohis, Seni Karawitan, Tim
Paskibra, Bela diri Merpati Putih, dan Research
Community. Tidak hanya itu, saya pun berusaha menebar manfaat pada orang
lain melalui menulis dan melakukan penelitian. Di tahun pertama saya dipercaya
menjadi Wakil Ketua Research Community di
SMA. Demikian di tahun kedua, saya dipercaya menjadi Ketua Rohis di SMAN 2
Purwoerto. Dua amanah tersebut sangat mengesankan bagi saya. Saya ditempa
untuk menjadi pemimpin yang bijaksana, rela berkorban tanpa pamrih, dan menjadi
generasi perintis; bukan pengekor!.
Sekarang saya sudah
menjadi mahasiswa. “Maha” memiliki arti sesuatu yang luarbiasa, maka sudah
seharusnya saya bertindak secara luarbiasa lebih daripada saat saya SMA. Hidup
tanpa berkarya, nampaknya itu bukan saya!. Maka, di Universitas Gadjah Mada
saya tergabung dalam beberapa organisasi; BEM FK, KaLAM, MSC, dan HIMAGIKA. Rentetan kepanitiaan saya ikuti dengan
semangat menggebu. Begitu pula menulis dan meneliti, tetap saya lakukan!.
Bahkan, sekarang saya mulai merintis jalan untuk menjadi wirausahawan muda. Selain
itu saya juga mulai mendalami dunia disain (poster) dan masih aktif sebagai
koordinator angkatan alumni SMA. Itulah tekat saya, bersemangat menebar
manfaat.
Hingga kini, hampir
delapan tahun saya berorganisasi, berkarya, dan menebar manfaat. Lumayan lama,
namun saya sadar, semua itu masih terlalu jauh dari kata cukup. Hidup ini
adalah pilihan, dan disetiap opsi akan ada konsekuensi. Maka, dipenghujung
tahun ini saya memilih untuk lebih banyak berkontribusi.
Tuhan telah memasrahkan
bumi ini kepada kita, manusia. Amanah yang ditolak oleh gunung-gunung dan alam
semesta, namun manusia menerimanya. Dan saya adalah bagian dari golongan yang
memikulnya. Dengan segala kerendahan hati, keteguhan, dan niatan tulus; saya
berjanji, akan menjadi sebaik-baik pemegang amanah.
Menjadi Presiden
Mahasiswa (Presma), tidak pernah terbersit dalam benak saya di awal kuliah.
Namun saya sadar, itulah salah satu cara untuk menebarkan manfaat secara massive. Bukan satu-satunya, tapi yang
paling mungkin saat ini!. “Semangat menebar manfaat”, itulah yang selalu
menjadi pemacu saya untuk bangkit dari kemalasan, terbangun untuk bertindak,
dan tergugah untuk mengubah.
Senyuman tulus mereka
pun membuat jiwa saya terpacu untuk melangkah maju!. Umi, Bapak, Saudara, dan
Sahabat-sahabat luar biasa saya di UGM. Entah apa yang membuat mereka begitu
percaya pada saya untuk bisa mengubah keadaan KMFK UGM menjadi lebih baik. Tapi
sungguh, senyum tulus mereka sudah memacu jiwa!.
Kontributif Mengayomi!,
itu lah cita saya untuk KMFK tercinta. Semua tahu, bahwa segala hal yang
bermanfaat adalah kontribusi. Namun, semangat “Kontributif” yang saya citakan
adalah semangat menebar manfaat tanpa batas. Sederhananya, “berlomba-lomba
dalam kebaikan”. Bagi kita selaku Mahasiswa, sudah hampir pasti akan bermanfaat
untuk orang lain. Maka bercita-cita lah untuk sebanyak-banyaknya bermanfaat,
bukan hanya sekedar bermanfaat!.
Sudah ada berjuta-juta
pemimpin visioner di bumi, namun visioner saja ternyata tidak cukup. Pemimpin
butuh sikap “Mengayomi”!. Seharusnya kita ingat bahwa yang kita pimpin adalah manusia,
bukan robot!. Ambisius dan visioner tanpa ada sikap mengayomi akan merusak!. Maka,
semangat “Kontributif Mengayomi” adalah cita bersama yang akan mampu mengubah
KMFK menjadi lebih baik.
0 komentar:
Post a Comment