"Percayalah, bahwa beban ini ada untuk menguatkan, beban
ini ada untuk mengokohkan, beban ini ada untuk memuliakan".
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Inilah
ketetapan Allah, bahwa kita akan diuji sesuai kadar keimanan kita. Semakin
berat kadar iman, maka ujianya semakin berat pula.
Kalau ujian seperti ini saja sudah loyo, lalu
bagaimana?. Bukankah di luar sana amat banyak orang yang diuji oleh Allah
dengan beban yang lebih berlipat-lipat?. Cukupkah sampai disitu kadar imanmu
sehingga engkau menyerah dengan ujian itu?. Atau ujian itu menjadikan engkau
lebih kuat untuk mempersiapkan ujian-ujian lain yang lebih berat dimasa yang
akan datang?
Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Maka, apa lagi yang menggusarkanmu?. Yakinlah dengan
sebenar-benar keyakinan bahwa engkau mampu.
Bukankah Allah Maha mengetahui sementara kamu tidak mengetahui?. Inilah
hidup yang diciptakan sebagai penjara bagimu. Terasa berat memang, tapi inilah
ketetapan bahwa kebahagiaan hakiki kita bukan disini, melainkan
di jannah-Nya.
Cukuplah Allah menjadi penolongmu wahai abdulloh. Ingatlah, innalloha ma'ana: sesungguhnya
Allah bersama kita. Kini kencangkanlah sabukmu, dan tataplah kedepan,
harapkanlah ridho-Nya, bukan pujian semu.
Robbisrohli sodri wayassirli amri wahlul
‘uqdatammillisaani yafkahul kauli: Ya allah lapangkanlah
dadaku, mudahkanlah urusanku, lancarkanlah lisanku dan baguskanlah ucapanku. Berdo'alah
demikian sebagaimana Nabi Musa AS berdo'a pada Rabb-nya.
"Maka
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
0 komentar:
Post a Comment