Wednesday, October 15, 2014

Mengajak pada Kebaikan

Standard
Setiap dari kita punya kewajiban untuk mengajak orang berbuat baik. Perlu ikhtiar tangguh dan konsisten. Mengajak pada kebaikan tidak cukup sekali atau dua kali, namun berkali-kali. Hingga akhirnya orang yang kita ajak memutuskan, ikut dengan kebaikan yang kita bawa atau tidak
.
Kita jadi manusia paling bahagia saat mereka berbuat baik atas ajakan kita, nilainya lebih baik dari unta merah, ungkap hadits. Dengan demikian, pohon iman berbunga dan berbuah, sangat indah. Setiap kebaikan mereka bernilai kebaikan juga bagi kita, demikian hakikat amal jariyah.

Namun, jika orang yang kita ajak menolak, atau bahkan menjadi benci pada kita, tak perlu sedih, tak perlu gundah. Petunjuk adalah hak Allah, setiap yang mendekat pada hidayah selalu atas kehendak-Nya. Tugas kita mengajak menuju kebaikan dengan cara yang baik, mendoa’kan agar kita lebih dekat pada-Nya.

"Ketika kita sudah berada di jalur menuju Allah, maka berlarilah. Jika itu sulit bagimu, maka berlari kecilah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Dan jika itupun tak bisa, merangkaklah. Namun jangan pernah berbalik arah atau berhenti"- Imam Syafi'i

Tetaplah setia mengajak pada kebaikan. Jika itu berat, maka yakinkan dirimu, ini jalan perjuangan yang membuatmu mulia. Langkah yang konsisten akan makin dekat pada ridho-Nya, langkah kebaikan yang terasa berat pun akan menjadikan-Nya makin cinta.

Apa yang kita cari?, pujian manusia kah?, atau ridho Allah?, maka apapun hasil ajakan kebaikan, tetaplah tersenyum dan bersemangat menebar kebaikan. 

0 komentar:

Post a Comment