Selalu ada pilihan dalam hidup.
Demikian pula ketika kita tidak menjiwai betul apa yang kita lakukan. Kita
punya pilihan untuk bertahan atau lari berbalik arah.
Adakah alasan terkuat yang
membuat kita harus tetap bertahan?. Ditengah bising lingkungan yang selalu
menuntut apa yang tak sejalan dengan kata hati, ditengah rasa ketersesatan, atau
apapun yang membuat jiwa menjadi kurang nyaman untuk tetap disana.
Bagi saya, hanya ada satu alasan terkuat untuk terus bertahan. Kita
bertahan karena masih ada harapan.
Bisa jadi engkau membenci sesuatu
padahal itu baik bagimu. Meskipun tak bisa dipungkiri, sering kali
ketidaknyamanan mengusik setiap jengkal langkah. Tapi sekali lagi, masih ada
harapan. Minimal ada satu penjiwaan mendalam terhadap apa yang kita kerjakan.
Atau bisa juga harapan itu berasal dari orang lain, mengharapkanmu menjadi
sosok pembawa lentera ditengah gulita.
Apapun beban yang memberatkan
hatimu, satu hal yang mesti pertama diingat, apakah masih ada harapan?. Sekecil
apapun bisa jadi itulah kesempatan emas yang Tuhan beri untukmu, jatahmu,
rizkimu, dan peluangmu untuk lebih banyak menebar kebaikan. Atau pun bisa jadi
ketidaknyamanan itu kita rasakan agar suatu saat kita mengubah, memperbaiki,
dan terus berkreasi dengan hal tersebut. Karena reformasi pun selalu diawali
dari ketidaknyamanan, kegundahan, dan ketidaksepakatan. Maka bisa jadi kau
hadir untuk menjadi reformis di bidangmu.
Yakinlah, sekecil apapun harapan
itu, engkau dihadirkan sebagai (mungkin) satu-satunya sosok yang sanggup
membawa perubahan di tengah masyarakat, apapun bidangmu.
0 komentar:
Post a Comment