Keanekaragaman di dunia ini merupakan pemicu terjadinya tantangan zaman yang akan menghasilkan pemenang pemicu keseragaman. Identitas antar bangsa akan menjadi objek yang diperjuangkan untuk menjadi identitas global pada akhirnya. Tentunya bangsa yang kuatlah yang akan mampu menjadikan identitasnya sebagai identitas bagi seluruh manusia di dunia. Disisi lain, bangsa-bangsa yang telah kehilangan kepercayaan diri terhadap identitasnyalah yang hanya akan menjadi pelengkap kehidupan.
Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh para pemudanya. Ketika suatu bangsa memiliki pemuda-pemuda yang kokoh dalam memegang teguh identitasnya, maka bangsa tersebut akan memiliki peluang besar untuk menjadikan identitasnya sebagai identitas global.
Identitas kita sebagai bangsa Indonesia telah terrangkum dalam Pancasila. Lima sila dalam Pancsila merupakan lima nilai luhur bangsa Indonesia yang menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan ini. Sebagai bangsa Indonesia, sudah seharusnya kita berjuang untuk tetap melestarikan Pancasila sebagai identitas bangsa. Semakin gencarnya budaya bangsa lain yang memasuki negara kita, menuntut kita untuk berjuang lebih keras dalam menanamkan nilai-nilai luhur asli Indonesia kepada generasi muda.
Berbagai lingkungan pergaulan nampaknya masih kurang kondusif dalam mencetak generasi muda dengan kualitas moral yang baik dalam memahami nilai-nilai luhur. Secara garis besar ada tiga lingkungan yang paling berperan dalam penanaman nilai-nilai luhur terhadap pribadi anak. Dari mulai lingkungan edukasi pertama yaitu keluarga kemudian sekolah dan masyarakat.
Keluarga sebagai lingkungan paling awal dalam usaha pembelajaran dan penanaman nilai-nilai luhur menjadi sangat penting karena berperan sebagai pembentuk tabiat awal pada anak. Tabiat tersebutlah yang akan berpengaruh besar terhadap karakter anak kedepannya. Ketika di dalam keluarga anak sudah dibiasakan untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai luhur maka di lingkungan luarpun ia akan lebih mudah bergaul dengan tanpa terpengaruh dampak buruk lingkungannya. Bahkan dengan tabiat yang baik dan kokoh maka seseorang akan cenderung membawa teman sepergaulannya menuju kebaikan.
Di lingkungan sekolah seseorang dididik melalui berbagai media. Mata pelajaran seperti Pendidikan Agama dan Kewarganegaraan merupakan salah satu upaya pihak sekolah dalam memberikan penjelasan mengenai pentingnya nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Media penanaman nilai-nilai luhur lainnya adalah melalui organisasi dan kegiatan ekstrakulikuler di sekolahan. Didalam organisasi dan kegiatan ekstrakulikuler seseorang akan dididik menjadi pribadi yang bekomitmen dan akan meningkatkan kemauan pada dirinya untuk berusaha menjadi tauladan yang baik bagi teman-temannya di sekolahan. Tak hanya itu, bahkan dengan mengikuti organisasi dan kegiatan ekstrakulikuler maka seorang anak akan merasakan indahnya semangat kebersamaan dan persatuan dalam membangun organisasi dan ekstrakulikuler yang mereka perjuangkan. Dengan seperti itu maka seorang anak memiliki wahana dalam mempraktekan teori dan ilmu yang telah mereka peroleh dari kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tata tertib sekolah berperan sebagai pedoman bagi anak dalam hidup di lingkungan sekolah. Melatih berdisiplin dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menaati aturan yang berlaku. Walupun terdapat aturan yang memberikan sanksi bagi para pelanggarnya namun nampaknya sekolahan menjadi lingkungan yang paling strategis dalam upaya penanaman nilai-nilai luhur kepada anak. Sanksi tidak menjadi beban yang terlampau berat bagi anak karena sanksi tersebut berlaku bagi semua siswa yang melanggar tata tertib. Dengan berbagai medianya, maka sangat pantas jika kita berusaha secara lebih maksimal dalam menanamkan nilai-nilai luhur di sekolahan. Dimana pada usia sekolahlah seseorang memiliki daya fikir yang baik untuk dapat memahami pentingnya penanaman nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Di lingkungan sekolah seseorang dididik melalui berbagai media. Mata pelajaran seperti Pendidikan Agama dan Kewarganegaraan merupakan salah satu upaya pihak sekolah dalam memberikan penjelasan mengenai pentingnya nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Media penanaman nilai-nilai luhur lainnya adalah melalui organisasi dan kegiatan ekstrakulikuler di sekolahan. Didalam organisasi dan kegiatan ekstrakulikuler seseorang akan dididik menjadi pribadi yang bekomitmen dan akan meningkatkan kemauan pada dirinya untuk berusaha menjadi tauladan yang baik bagi teman-temannya di sekolahan. Tak hanya itu, bahkan dengan mengikuti organisasi dan kegiatan ekstrakulikuler maka seorang anak akan merasakan indahnya semangat kebersamaan dan persatuan dalam membangun organisasi dan ekstrakulikuler yang mereka perjuangkan. Dengan seperti itu maka seorang anak memiliki wahana dalam mempraktekan teori dan ilmu yang telah mereka peroleh dari kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tata tertib sekolah berperan sebagai pedoman bagi anak dalam hidup di lingkungan sekolah. Melatih berdisiplin dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menaati aturan yang berlaku. Walupun terdapat aturan yang memberikan sanksi bagi para pelanggarnya namun nampaknya sekolahan menjadi lingkungan yang paling strategis dalam upaya penanaman nilai-nilai luhur kepada anak. Sanksi tidak menjadi beban yang terlampau berat bagi anak karena sanksi tersebut berlaku bagi semua siswa yang melanggar tata tertib. Dengan berbagai medianya, maka sangat pantas jika kita berusaha secara lebih maksimal dalam menanamkan nilai-nilai luhur di sekolahan. Dimana pada usia sekolahlah seseorang memiliki daya fikir yang baik untuk dapat memahami pentingnya penanaman nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Masyarakat adalah lingkungan akhir dalam upaya penanaman sekaligus penerapan nilai-nillai luhur kepada anak. Di dalam masyarakat anak akan merasakan keanekaragaman yang lebih kompleks dibandingkan lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Walaupun anak sudah memiliki karakter khusus sebagai cerminan dari nilai-nilai moral yang dimilikinya, namun di dalam masyarakat ia akan tetap memiliki kesempatan untuk memperbaiki karakternya tersebut. Atau bahkan sebaliknya, ia juga mungkin dapat mengalami penurunan kualitas moral.
Dalam upaya meningkatkan nilai-nilai luhur pada anak dan orang dewasa dapat dilakukan secara perorangan maupun melalui kelompok. Cara penanaman nilai luhur secara perorangan dapat dilakukan melalui proses pendekatan secara pribadi. Dalam proses pendekatan tersebut hendaknya seseorang yang berperan sebagai subyek atau penanam nilai-nilai luhur bisa memberikan contoh yang baik dalam bersikap dihadapan obyek yang akan diberikan pemahaman mengenai nilai-nilai luhur. Dengan begitu diharapkan obyek akan semakin tersugesti untuk menrapkan nilai-nilai luhur yang disampaikan dan sekaligus dicontohkan oleh subyek.
Cara yang kedua adalah melalui kelompok. Dalam suatu kelompok kerja sama sudah seharusnya ada seorang pemimpin kelompok yang akan menentukan tujuan perjuangan kelompok tersebut. Melalui musyawarah mufakat dapat diperoleh keputusan yang mengatur setiap anggota kelompok dalam bersikap. Demikian pula dengan sanksi yang berlaku merupakan hasil dari kesepakatan bersama sehingga sudah menjadi keharusan bagi setiap pelanggar aturan untuk menanggung sanksi yang berlaku. Wewenang seorang pemimpin menjadi sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai luhur dalam suatu kelompok. Seorang pemimpin yang tegas dalam menegakkan tata tertib akan menciptakan pola kebiasaan berperilaku baik sesuai dengan aturan yang berlaku bagi para anggotanya.