Friday, October 18, 2013

Indahnya Petunjuk Tuhan

Standard
Petunjuk Tuhan, pun saya tak begitu tau bagaimana cara menjelaskan pada manusia bahwa itu adalah nyata. 

Ketika tapak kaki sedang berjalan di sebuah bukit permai yang hijau, terkadang kita cukup dibingungkan. Kemana hendak kaki melangkah?. Itulah perumpamaan kehidupan ini, banyak pilihan. Dan tentu sebagai seorang hamba, sangat ingin kita melangkah sesuai dengan keridhoan Illahi Robbi. Prinsip "Khoirunaas Anfauhum Linnaas" yang sudah sepantasnya menghujam dalam sanubari wajib dijunjung.

Risiko-risiko pun kerap membayangi akal. Namun, tidakah engkau percaya petunjuk Tuhanmu bahwa ini nyata adanya?.

Jika engkau mengenal, diwaktu-waktu lalu petunjuk Tuhanmu berbeda dengan apa yang engkau mau. Namun, kini kau mendapati petunjuk-Nya selaras dengan mau mu, maka bersyukurlah!.

Kini cahaya pagi telah berpendar, menunggu si Ayam Jantan berkokok dalam merdunya. Merdu ketika ungkapan-ungkapan kemantapan dan perjuangan akan muncul dari senandungnya. Ia membangunkan semesta dari tidur lelapnya. Membuatnya tergugah untuk menghadap Rabb-nya, serta berjuang dengan sepenuh hati.

Dan semoga petunjuk-petunjuk yang terang ini mendekatkanku pada Nya. Pun semoga mereka mengerti bahwa ini petunjuk dari yang sebaik-baik memberi petunjuk :) .

Sunday, October 6, 2013

Wahai Diri, Bangkitlah!

Standard
Wahai diri, apakah pantas engkau terus berbaring dalam rapuhmu?. Jalan-jalan ini memang sulit, berkelok-kelok, lagi amat panjang. Namun, apakah engkau akan menyerah?. Padahal engkau tahu inilah jalan yang hakiki.

Wahai diri, percayalah pada hakikat. Bahwasanya tiada ujian Tuhan yang terlalu, tiada lebih dari kekuatan makhluknya.

Jika memang tumpukan-tumpukan beban itu kian menggunung. Atau semangat-semangat yang berkobar sedang redup. Maka, ingatlah Tuhan-mu yang Maha Agung, Ia akan mengagkat beban dari pundakmu.

Wahai diri, sudahkah engkau tahu obat termujarab pereda kefuturan?. Itulah Sabar dan Syukur.
Bersabarlah, karena hakikat kehidupan ini adalah ujian. Sedang Tuhan telah memberi begitu banyak nikmat padamu, maka Bersyukurlah.

Wahai diri, engkau tahu, dan begitupun aku tentu sudah tahu. Bahwa diri ini memang amat rapuh. Ia tak punya daya melainkan atas izin Tuhan-nya.
Maka, ketika futur pun datang melanda, teguhlah!. Jangan biarkan ia membelenggu waktumu barang sedetikpun. Sedang engkau tahu waktu kita di dunia amatlah terbatas.

"Ketahuilah bahwa Wali-wali (penolong) Allah mereka tidak merasa takut dan tidak merasa sedih" (HR. Abu Dawud).