"Jika engkau bersyukur maka akan Aku tambah nikmatku pada mu"
Terimakasih ya Allah atas begitu banyak karuniamu padaku. Bisa kuliah di UGM, belajar di PesMa Baiturrahman, dan bertemu begitu banyak orang hebat. Terimakasih atas kesempatan yang luar biasa untuk belajar.
Sekitar satu bulan setengah lalu aku baru saja dipertemukan dengan keluarga baru yang akan mewarnai hidupku setahun kedepan dan seterusnya, Advokat BEM KM UGM. Advokat atau Advokasi Kemasyarakatan adalah kementerian baru di BEM KM UGM. Harapan besar untuk menjadi garda terdepan advokasi kemasyarakatan. Disini aku bersama orang-orang hebat sama-sama belajar, sama-sama berusaha sepenuh daya untuk melakukan sesuatu yang banyak orang bilang "bukan tugas mahasiswa".
Mngadvokasikan atau membela masyarakat yang mengalami konflik horizontal maupun vertikal, beserta segala kasus yang menyertainya. Itulah tugas berat yang diembankan pada kami. Ada empat fokus kasus yang kami rencanakan untuk dikawal dalam periode setahun kedepan. Empat fokus tersebut adalah Relokasi PKL Sardjito, Relokasi PKL Sunday Morning, Tata Ruang Yogyakarta, serta Pertanian (Tembakau dan Pupuk). Kesemuanya itu adalah masalah yang sangat dekat dengan mahasiswa, namun hanya sedikit yang peduli. Maka lebih jauh, kami juga punya tugas untuk membuat mahasiswa UGM lebih peduli terhadap fenomena di masyarakat.
Mungkin ini adalah kementerian satu-satunya dan pertama di Indonesia, Kementerian Advokasi Kemasyarakatan. Tentu menjadi sebuah tantangan bagi kami untuk terus berbenah agar benar-benar bisa menjadi rujukan pergerakan mahasiswa di bidang advokasi kemasyaakatan. Ibarat bangunan, nampaknya kami berperan dalam pembuatan pondasinya. Tentu pondasi yang kita buat harus kokoh, tak boleh asal-asalan. Pondasi inilah yang kedepanya akan menjadi referensi advokasi kemasyarakatan di berbagai penjuru indonesia. Kenapa begitu?. BEM KM UGM sebagai poros pergerakan mahasiswa yang kokoh dan "berumur" tentu benar-benar dilihat secara nasional. Hal itu berimplikasi pada Advokasi Kemasyarakatan, walaupun kementerian baru tapi akan menjadi rujukan nasional.
Perjalanan satu bulan setengah ini menjadi sangat berarti. Begitu banyak momen yang kami alami. Begitu banyak hal baru yang tidak kami tahu. Begitu banyak hal yang begitu mengiris hati. Hingga terkadang kami berpikir "Betapa rumitnya masalah negeri ini".
Satu hal yang membuat aku sangat bahagia dan sangat meringankan langkah. Di Advokat aku dibersamai oleh orang-orang hebat dari berbagai latar belakang, karakter, dan keahlian. Mereka orang yang mampu membuat bahagia dan tersenyum, bahkan saat sedang sedih. Pertemuan dengan mereka nampaknya menjadi anugerah Allah yang luar biasa. Bagiku mereka adalah keluarga seutuhnya, keluarga yang akan selalu menguatkan dan menolong.
Berjuang selalu diidentikan dengan suatu hal yang berat dan membuat bercucuran air mata, namun yang patut kita ingat bahwa dalam setiap langkah perjuangan itu ada cinta yang harus dipupuk. Cinta yang mengajarkan pada kita untuk memberi daripada menerima. Cinta yang tumbuh atas dasar kepercayaan, bukan keraguan. Cinta yang terus subur atas dasar kesadaran. Bahwa kita manusia yang terlahir untuk peduli dan mencintai orang lain lebih dari diri kita.