Tuesday, December 31, 2013

Teruntuk Adik-adik Luar Biasa BEM FK UGM 2014

Standard
Salam Inspiratif wahai Pejuang Senyum!

BEM FK UGM 2014 hampir selesai terbentuk. Berkaitan dengan adanya kementerian baru di BEM FK UGM dan keputusan untuk menghilangkan jabatan Staff Kerumahtanggaan, Kami bermaksud mendata ulang kesediaan adik-adik 2013 untuk di tempatkan di kementerian tertentu. Kami harap adik-adik bisa bijak memilih sehingga terwujud pemerataan kualitas dan kuantitas di suatu kementerian. 

Kementerian yang bisa dipilih:

a.    Staff Kementerian Koordinasi Kebijakan Internal
b.    Staff Kementerian Koordinasi Kebijakan Eksternal
c.     Staff Kementerian Riset dan Pengembangan
d.    Staff Kementerian Kajian Strategis
e.    Staff Kementerian Advokasi dan Keprofesian
f.      Staff Kementerian Pengembangan Sumber Daya Manusia
g.    Staff Kementerian Sosial Masyarakat
h.    Staff Kementerian Medicopreneur (Kewirausahaan)
i.      Staff Kementerian Media dan Informasi
j.      Staff Kementerian Minat Bakat
k.    Staff Kementerian Hubungan Luar


Mohon kiranya mengirim formulir yang bisa didownload di Share Formulir Konfirmasi Pendaftar.docx - 10 KB ini ke rizka_sulistya93@yahoo.co.id paling lambat 7 Januari 2014. Informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sulis 2012 (085729921464). Semoga adik-adik memperoleh posisi yang tepat di BEM FK UGM 2014. Terimakasih banyak.

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu..."

Tuesday, December 24, 2013

Sepucuk Surat untuk Sahabat

Standard
Teruntuk Sahabat-sahabat Terbaik

Surat ini saya tuliskan dalam keterbatasan saya sebagai manusia biasa.

Wahai sahabatku, beberapa hari ini terdengar beberapa pertanyaan mengenai OPREC Menteri & Deputi BEM FK UGM 2014. Ingin rasanya saya menjelaskan pada kalian satu persatu, memahamkan kalian, mendengarkan keinginan-keinginan kalian. Namun apadaya, waktu menjadi tantangan tersendiri untuk melakukan itu. Oleh karena itu, izinkanlah saya untuk menjelaskan apa yang menjadi ganjalan teman-teman tentang OPREC BEM FK UGM 2014.

Sahabatku, jangan pernah kalian membayangkan bahwa OPREC MENTERI & DEPUTI ini sama dengan OPREC BEM. Saya tegaskan, keduanya BERBEDA. Tidak ada sedikitpun keraguan pada loyalitas dan profesionalitas teman-teman di BEM FK UGM. Saya yakin dan optimis bahwa kalian adalah pejuang-pejuang tangguh dalam perjuangan ini. 

OPREC Menteri & Deputi ini adalah mekanisme KONFIRMASI akan keinginan teman-teman terkait jabatan, kementerian, dan mimpi teman-teman untuk BEM kedepanya. Karena sekali lagi, tidak mungkin dalam waktu satu  pekan ini saya bertemu dengan semua BEM 2012. Namun demikian, Insya Allah kita akan berbagi mimpi dalam perjumpaan kita di suatu kesempatan.

Sebagaimana yang kita tahu bahwa Insya Allah kongres awal tahun akan dimajukan di liburan semester ini, maka dari itu kita terpacu untuk mempersiapkan perbekalan lebih cepat sebelum akhirnya kita berlayar di tengah samudera perjuangan yang luas.

Hal yang perlu saya sampaikan juga adalah tentang mekanisme OPREC ini, bahwa OPREC adalah sarana untuk menghilangkan eksklusifitas dan subjektifitas BEM di mata publik kaitanya dalam pemilihan menteri. Sungguh saya ingin objektif dan membuka kesempatan bagi seluruh anggota aktif BEM 2012 untuk mendaftar sebagai menteri dan termasuk yang ingin berpindah kementerian.

Semoga dengan tulisan ini teman-teman bisa memahami terkait perihal ini. Kalaupun ada diantara teman-teman yang keberatan untuk mengisi form oprec ini, harapanya teman-teman bisa percaya kepada saya dan trivium terkait penempatan menteri dan deputi BEM FK UGM 2014. 

Perbedaan pendapat adalah keniscayaan, namun harmoni adalah keindahan yang diharapkan.

Salam Senyum Wahai Sahabat Terbaik. 
untuk BEM FK UGM 2014 yang Lebih Baik.  :)
Mokhamad Ali Zaenal Abidin

*Segala bentuk pertanyaan, saran, dan kritik silahkan langsung ke 085747751762, Terimakasih :)

Friday, December 13, 2013

Makna Senyum

Standard
Dua pekan ini benar-benar belajar tantang estetika senyum, betapa bermaknanya sebuah senyuman.

Dua pekan ini, di masjid yang sama, di dua khutbah yang berbeda dengan hikmat sang khotib mengungkap tentang estetika "Senyum".

Ini rencana Allah, dua khutbah mengungkap tentang syiar "Senyum". Suatu hal yang istimewa dan tak terduga.

Sebuah harapan besar tentang senyuman, bahwa senyum mampu melunturkan batas-batas kekakuan, menguatkan, dan memberikan harapan akan sebuah kemajuan.

Kawan, masih ingatkah kita tentang "Lima Bahasa Kasih"?. Salah satunya adalah Word of affirmation (kata-kata cinta), dan salah satu bentuknya adalah "Senyum". Maka, mari kita tersenyum untuk saling berkasih sayang.

Dalam konteks Islam, senyum adalah shodaqoh, maka berarti dengan senyum kita beramal kebajikan.

Jika saya rangkum, Senyum adalah bahasa kasih dimana denganya lah kita beramal, menguatkan, menginspirasi, menebar kebahagiaan, dan mengajarkan untuk selalu bersyukur.

Di akhir, saya memohon maaf atas kurangnya senyum saya yang terkembang di panggung publik. Barangkali masih terbawa suasana, namun demikian insya Allah selalu saya usahakan untuk menebar senyum kasih yang terindah.

PEMIRA: Sebuah Akselerasi Perbaikan Pribadi

Standard
Dua pekan ini saya berjuang bersama dengan saudara-saudara luar biasa saya. Yah, kami berjuang dengan sebaik mungkin dan Insya Allah akan terus berjuang.

Betapa nikmat dua pekan ini. Kami dipacu untuk selalu meluruskan niat dalam ikhtiar yang rawan ini. Betapa tidak, dalam Pemilihan Raya Mahasiswa ini godaan syetan laknatulloh selalu mencekam untuk membelokan niat. Beruntung, dalam amal kebajikan ini saya tidak sendiri, kami bersama untuk saling mengingatkan dan menguatkan. We are together!.

Dua pekan ini kami belajar banyak hal, berdiskusi dengan banyak orang, menuntut ilmu lebih, dan insya Allah mengasah pribadi dengan lebih.

Saya merasa sangat bersyukur bisa berada di dua pekan ini. Terutama, syukur karena bisa berjuang dengan orang-orang luar biasa. Orang-orang yang selalu teguh dan meneguhkan.

"Bukan kursi itu tujuan kita, melainkan ridho Allah yang utama", kata-kata itu selalu terngiang dan meluruskan isi hati. Sangat tepat!, perjuangan kami bukan untuk mendapatkan kursi panas itu, kursi ciuman antara surga dan neraka.

Dan kini ikhtiar kami dalam masa kampanye sudah hampir selesai. Kami bersyukur dan sangat berharap: Allah sudikah kiranya Engkau menerima amalan kami ini. Dan dalam do'a kami terucap isi hati: Ya Allah berikanlah hasil yang TERBAIK untuk kami (KMFK, UGM, Masyarakat, Keluarga, dan Saya). Berikan hasil yang menjadikan berkah (bertambah kebaikan di dalamnya), mendekatkan kami dengan-Mu, dan menjauhkan kami dari setiap kemaksiatan terhadap-Mu. Insya Allah kami berusaha ikhlas dan ridho dengan segala keputusan-Mu.

Saturday, November 30, 2013

Mari Bernalar: Menanggapi Kriminalisasi Dokter

Standard
Sudah santer terdengar. Namun kali ini saya ingin berbagi pendapat mengenai kasus kriminalisasi dokter ataupun tenaga medis lain. Sekitar tiga hari yang lalu saya diminta oleh teman dari badan pers mahasiswa untuk berkomentar tentang kasus kriminalisasi dokter. Saya tidak ingin men-justifikasi, namun saya ingin mengajak diri saya dan teman-teman untuk bernalar. 

Tenaga medis, entah itu dokter, perawat, ahli gizi, bidan dan lain-lain sudah mengenyam pendidikan intensif bertahun-tahun. Kita fokuskan ke dokter, S-1 sekitar 3,5 tahun, profesi, 1.5 tahun, interenship sekitar 1 tahun. Total setidaknya sekitar 6 tahun. Belum lagi ada UKDI. Mantap sudah perjuangan mereka. Apalagi yang mengambil spesialis, bukan main perjuanganya. 

Perjuangan mereka masih belum selesai ketika sudah mendapatkan surat izin praktek. Mereka dihadapkan pada fakta, beban kerja yang amat berat. Belum lagi judgement subjektif bahwa dokter itu materialistis. Dan yang lebih parah, opini publik tentang kinerja dokter membuat miris.

Memang betul bahwa dokter berkewajiban membantu pasien untuk bisa sembuh, tapi apakah dokter juga menjamin 100% kesembuhan pasien?, mari bernalar. 

Pun untuk menjaga kinerja dokter agar selalu on the track, sudah ada komite etik kedokteran yang tahu betul tentang prosedural kedokteran. Dan idealnya ketika komite etik sudah menyatakan suatu kasus bukan malpraktek, maka tidak seharusnya berlanjut ke peradilan pidana. Idealnya demikian, kenyataanya?.

Thursday, November 28, 2013

Motivasi Menuju KMFK 1

Standard
Sembilan belas tahun silam saya dilahirkan dan diberi nama oleh orangtua saya, Mokhamad Ali Zaenal Abidin. Saya tumbuh dalam sebuah keluarga sederhana bersama orangtua dan lima orang saudara saya. Sejak kecil saya sudah dibiasakan untuk hidup dengan rasa kekeluargaan yang tinggi, mengayomi, dan toleransi. Namun demikian, orangtua saya pun tidak luput untuk mengajari ketegasan dan kesungguhan dalam hidup.

Dalam hidup ini saya meimiliki motto, yaitu “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain”. Maka dari itu, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya mulai aktif berorganisasi dan berkarya. Cukup banyak organisasi dan kegiatan ektrakulikuler yang saya ikut; OSIS, Pramuka, PMR, KIR, English Club, Kreasi Matematika, hingga Tim Paskibra. Selain itu, saya pun mulai berkarya dengan menjadi penulis di majalah Aktris Sekolah, aktor seni teater dan mengikuti lomba pidato. Di SMP, saya memiliki gairah lebih tinggi untuk hidup. Pikiran saya mulai terbuka, bahwa berkutat di akademik saja tidak cukup untuk menjadi sebaik-baik pribadi sebagaimana motto hidup saya.

Demikian ketika saya mengenyam pendidikan di Sekolah Menengan Atas (SMA), semangat saya semakin menyala-nyala untuk menebar manfaat pada orang lain. Ada beberapa organisasi dan ekstrakulikuler yang saya ikuti; Pramuka, Rohis, Seni Karawitan, Tim Paskibra, Bela diri Merpati Putih, dan Research Community. Tidak hanya itu, saya pun berusaha menebar manfaat pada orang lain melalui menulis dan melakukan penelitian. Di tahun pertama saya dipercaya menjadi Wakil Ketua Research Community di SMA. Demikian di tahun kedua, saya dipercaya menjadi Ketua Rohis di SMAN 2 Purwoerto. Dua amanah  tersebut sangat mengesankan bagi saya. Saya ditempa untuk menjadi pemimpin yang bijaksana, rela berkorban tanpa pamrih, dan menjadi generasi perintis; bukan pengekor!.

Sekarang saya sudah menjadi mahasiswa. “Maha” memiliki arti sesuatu yang luarbiasa, maka sudah seharusnya saya bertindak secara luarbiasa lebih daripada saat saya SMA. Hidup tanpa berkarya, nampaknya itu bukan saya!. Maka, di Universitas Gadjah Mada saya tergabung dalam beberapa organisasi; BEM FK, KaLAM, MSC, dan HIMAGIKA. Rentetan kepanitiaan saya ikuti dengan semangat menggebu. Begitu pula menulis dan meneliti, tetap saya lakukan!. Bahkan, sekarang saya mulai merintis jalan untuk menjadi wirausahawan muda. Selain itu saya juga mulai mendalami dunia disain (poster) dan masih aktif sebagai koordinator angkatan alumni SMA. Itulah tekat saya, bersemangat menebar manfaat.

Menjadikan Mahasiswa FK Peduli Terhadap Isu Politik

Standard
Literatur sejarah telah mencatat kerasnya perjuangan bangsa ini untuk mendapatkan kemerdekaanya. Pengorbanan jiwa, raga, harta, dan tahta melebur menjadi satu, merujuk pada satu cita, merdeka!. Hingga pada suatu masa, proklamasi kebebasan jiwa pun menjadi nyata, Indonesia merdeka.

Ratusan tahun terbelenggu dalam kedzoliman sang budak nafsu menjadikan nurani bergetar, kami harus merdeka!. Tekat yang semakin memuncah pun akhirnya terlahir dalam wujud gerakan-gerakan nyata. Dimotori kaum cendekia, Nusantara bangkit dalam satu tujuan mulia, mensucikan hak-hak manusia.

Tahun ini, seratus lima tahun sudah kebangkitan kita. Berawal dari gagasan dan motivasi sang cendekia hebat, dr. Wahidin Soedirohusodo. Lahirlah Boedi Utomo oleh Soetomo, Soeraji, Muh Saleh, dan Gunawan pada 20 Mei 1908. Boedi Utomo adalah pelopor pergerakan kebangkitan nasional Indonesia. Maka, setiap 20 Mei kita dapati sebagai peringatan Kebangkitan Nasional.

Begitulah sejarah bermula hingga akhirnya Indonesia mendapatkan haknya, merdeka!. Tak sampai disitu, sejarah pun terus bergulir hingga munculah kembali rezim yang menindas. Nurani pun kembali berteriak, dan lagi-lagi kaum cendekialah yang menjadi motor penggerak kebebasan.

Ingatkah kita tragedi berdarah semanggi?. Cendekia muda berjuang menghadapi rezim yang korup, menuntut kebebasan rakyat. Korban bergelimangan, bahkan ada yang tewas. Lagi-lagi disitu kita temukan identitas, mahasiswa kedokteran, syahid dalam perjuanganya.

Terlihat jelas, peranan civitas medika dalam perjuangan bangsa ini. Merekalah intelektual yang visioner dan progresif, berfikir melampaui zamanya. Tidak hanya berkutat pada rutinitas klinisnya, mereka berjuang memperbaiki tatanan masyarakat. Cita mereka mulia, menyembuhkan kronisnya penyakit bangsa ini.

Sunday, November 10, 2013

Educopreneur Muda Penegak Prinsip “Halalan Toyiban”

Standard
Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia. Data dari Badan Pusat Statistik (2010) menunjukan bahwa 87,18 persen penduduk Indonesia adalah muslim. Jumlah muslim yang sekitar 207.176.162 itu setara dengan 13 persen populasi muslim dunia.
Namun sungguh ironis, bersamaan dengan jumlah penduduk muslim yang banyak, Indonesia pun memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin per Maret 2013 mencapai 28,07 juta atau 11,37 persen dari total penduduk Indonesia. Berdasarkan data tersebut kemudian muncul pemikiran nakal, barangkali ada hubungan antara tingginya angka kemiskinan dan status Indonesia sebagai negara mayoritas muslim. Apakah benar ada hubunganya?.
Sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak, sudah seharusnya masyarakat Indonesia memegang teguh nilai-nilai Islam. Pada hakikatnya nilai-nilai Islam bersifat menyeluruh sehingga menyentuh semua dimensi, termasuk dimensi ekonomi. Islam mengajarkan begitu banyak prinsip-prinsip ekonomi, seperti berhemat, berzakat, berinfaq, dan bersemangat dalam mencari rizki Allah. Seorang muslim diajarkan untuk hidup mandiri secara finansial dengan cara bekerja yang halal dan toyib (baik). Konsep “halalan toyiban” ini lebih dikenal dalam urusan memilih makanan dan minuman, padahal konsep ini seharusnya diterapkan di semua dimensi. Demikian pula dalam membelanjakan hartanya, mereka dituntut untuk menegakan prinsip “halalan toyiban”. Sehingga sudah jelas bahwa yang menjadi masalah di Indonesia bukanlah karena mayoritas rakyatnya beragama Islam. Islam selalu mengajarkan untuk bersemangat dalam mencari rizki Allah dengan berprinsip pada konsep “halalan toyiban”.
Prinsip “halalan toyiban” pada dasarnya adalah pondasi dalam usaha mewujudkan masyarakat madani yang mandiri dalam berbagai dimensi, termasuk ekonomi. Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata “madani” merujuk pada kata “madinah”, yaitu nama kota di Saudi Arabia. Madinah pada masa Rosululloh SAW merupakan contoh konkrit tatanan masyarakat yang ideal.
Guna mewujudkan tatanan masyarakat madani, sangat penting untuk menegakan prinsip “halalan toyiban”. Namun, banyak masyarakat Indonesia saat ini merasa tabu terhadap prinsip tersebut. Seringkali mereka lebih memilih prinsip ekonomi liberal atau kapitalis yang cenderung korup dan bertentangan dengan keyakinan mereka. Inilah sebenarnya akar permasalah ekonomi di Indonesia. Masyarakat muslim cenderung mengunggulkan prinsip ekonomi konvensional (kapitalis) daripada prinsip ekonomi Islam. Sehingga mereka lebih mementingkan profit tanpa mempedulikan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebagai dampaknya, Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia sedang menghadapi masalah besar. Selain masalah kemiskinan, Indonesia juga dihadapkan dengan masalah tingginya angka pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran per Februari 2013 mencapai 7,17 juta orang atau 5,92 persen dari jumlah angkatan kerja di Indonesia sebesar 121,2 juta orang. Angka ini lebih buruk dibandingkan target sebelumnya yakni 5,5 persen sampai 5,8 persen dengan asumsi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 6,8 persen sampai 7,2 persen.
Angka pengagguran yang tinggi tersebut mengindikasikan adanya problem umat di Indonesia yang nyata. Jika dilihat lebih detail lagi, kita akan menemukan problem ketidakmandirian rakyat Indonesia dalam usaha memenuhi kebutuhan ekonominya. Banyak rakyat Indonesia yang bergantung terhadap uluran tangan orang lain, termasuk pihak asing. Mereka berkeinginan bekerja sebagai pegawai, karyawan, ataupun pelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun ironisnya, banyak dari mereka yang tidak siap dalam bersaing memperebutkan kursi kepegawaian tersebut. Dampaknya, banyak dari mereka menjadi penggangguran.
Sistem pendidikan Indonesia saat ini yang cenderung mempersiapkan anak didiknya sebagai “kuli” daripada sebagai “bos” menambah panjang catatan pilu ketenagakerjaan di Indonesia. Peserta didik sudah terlanjur dibuat berpikir nyaman tentang cara memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja di tempat yang sudah “bonafide”. Saking banyaknya yang berpikiran demikian, menyebabkan antrian pendaftar untuk menjadi pegawai sangat panjang. Seleksi yang ketat, rumit, dan lama kerap kali menjadikan banyak orang gagal dalam persaingan tersebut. Parahnya, mereka yang gagal tidak pernah dipersiapkan sebelumnya untuk mengalami kegagalan tersebut. Sehingga mereka hanya bisa berdiam diri tanpa ada usaha pasti. Akibatnya, angka pengangguran pun semakin tinggi.
Nampaknya, perdagangan bebas ASEAN 2015 akan memperparah masalah ketenagakerjaan di negeri ini. Pasalnya, tenaga kerja Indonesia akan bersaing tanpa batas dengan tenaga kerja dari negara-negara ASEAN lain. Padahal banyak tenaga kerja Indonesia yang belum memenuhi standar pasar tenaga kerja. Bisakah Anda bayangkan apa yang akan terjadi?. Tentunya persaingan kepegawaian pun akan semakin ketat sehingga angka pengangguran akan membumbung makin tinggi.
Barangkali sebagian dari kita tidak setuju terhadap penjelasan tersebut. Sebagian orang merasa optimis akan kemajuan ekonomi Indonesia dimasa depan. Buktinya saat ini sudah semakin massive bermunculan pengusaha-pengusaha dan industri-industri rumahan. Namun, tahukah Anda ancaman ekonomi dibalik fenomena tersebut?.

Monday, November 4, 2013

Siap Hijrah dengan Introspeksi!

Standard
Senja hari ini datang dengan merdu. Seolah mengingatkan bahwa hidup terus berlalalu. Kini siang-Mu telah berlalu dan malam-Mu telah menjelang wahai Rabb-ku. 1 Muharrom 1435 H Alhamdulillah kini mulai kita tapaki. Sebuah harapan baru untuk menjadi sebaik-baik pribadi.

Barangkali setiap waktu selalu cocok untuk berintrospeksi diri, namun Allah memberikan ukuran-ukuran waktu untuk memudahkan kita memposisikan diri. Seperti saat ini, Tahun Baru Hijriah ke 1435.

Bagi saya waktu-waktu khusus seperti ini bukan masalah bagaimana merayakanya. Namun, bagaimana memaknainya.

Waktu-waktu seperti ini bagaikan alarm yang membangunkan tidur lelap. Allah menjadikan kita ingat akan waktu-waktu hidup yang makin sempit, hari akhir yang akan datang, serta hari pembalasan yang merisaukan.

Hati kita diketuk, tentang niatan yang tidak lurus, amalan yang tidak tulus, atau pun keraguan yang menghunus. Maka, semoga Allah membukakan pintu hati kita untuk menerima cahaya hakiki yang penuh rahmat.

Semoga di waktu-waktu yang akan datang Allah selalu memberikan keteguhan bagi kita dalam memegang buhul-buhul tali-Nya yang lurus. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin

Friday, October 18, 2013

Indahnya Petunjuk Tuhan

Standard
Petunjuk Tuhan, pun saya tak begitu tau bagaimana cara menjelaskan pada manusia bahwa itu adalah nyata. 

Ketika tapak kaki sedang berjalan di sebuah bukit permai yang hijau, terkadang kita cukup dibingungkan. Kemana hendak kaki melangkah?. Itulah perumpamaan kehidupan ini, banyak pilihan. Dan tentu sebagai seorang hamba, sangat ingin kita melangkah sesuai dengan keridhoan Illahi Robbi. Prinsip "Khoirunaas Anfauhum Linnaas" yang sudah sepantasnya menghujam dalam sanubari wajib dijunjung.

Risiko-risiko pun kerap membayangi akal. Namun, tidakah engkau percaya petunjuk Tuhanmu bahwa ini nyata adanya?.

Jika engkau mengenal, diwaktu-waktu lalu petunjuk Tuhanmu berbeda dengan apa yang engkau mau. Namun, kini kau mendapati petunjuk-Nya selaras dengan mau mu, maka bersyukurlah!.

Kini cahaya pagi telah berpendar, menunggu si Ayam Jantan berkokok dalam merdunya. Merdu ketika ungkapan-ungkapan kemantapan dan perjuangan akan muncul dari senandungnya. Ia membangunkan semesta dari tidur lelapnya. Membuatnya tergugah untuk menghadap Rabb-nya, serta berjuang dengan sepenuh hati.

Dan semoga petunjuk-petunjuk yang terang ini mendekatkanku pada Nya. Pun semoga mereka mengerti bahwa ini petunjuk dari yang sebaik-baik memberi petunjuk :) .

Sunday, October 6, 2013

Wahai Diri, Bangkitlah!

Standard
Wahai diri, apakah pantas engkau terus berbaring dalam rapuhmu?. Jalan-jalan ini memang sulit, berkelok-kelok, lagi amat panjang. Namun, apakah engkau akan menyerah?. Padahal engkau tahu inilah jalan yang hakiki.

Wahai diri, percayalah pada hakikat. Bahwasanya tiada ujian Tuhan yang terlalu, tiada lebih dari kekuatan makhluknya.

Jika memang tumpukan-tumpukan beban itu kian menggunung. Atau semangat-semangat yang berkobar sedang redup. Maka, ingatlah Tuhan-mu yang Maha Agung, Ia akan mengagkat beban dari pundakmu.

Wahai diri, sudahkah engkau tahu obat termujarab pereda kefuturan?. Itulah Sabar dan Syukur.
Bersabarlah, karena hakikat kehidupan ini adalah ujian. Sedang Tuhan telah memberi begitu banyak nikmat padamu, maka Bersyukurlah.

Wahai diri, engkau tahu, dan begitupun aku tentu sudah tahu. Bahwa diri ini memang amat rapuh. Ia tak punya daya melainkan atas izin Tuhan-nya.
Maka, ketika futur pun datang melanda, teguhlah!. Jangan biarkan ia membelenggu waktumu barang sedetikpun. Sedang engkau tahu waktu kita di dunia amatlah terbatas.

"Ketahuilah bahwa Wali-wali (penolong) Allah mereka tidak merasa takut dan tidak merasa sedih" (HR. Abu Dawud).

Saturday, September 7, 2013

Janganlah Berputus dari Rahmat Allah

Standard
"Tidaklah Pantas Bagi Seorang Mukmin Berputus Asa Hanya Karena Nikmat Dunia"

Allah Azza Wa Jalla Dzat Yang Maha Esa selalu mengatur harmoni dunia ini dengan sangat kohesif. Sejak berada dalam rahim Ibu yang kokoh rizki setiap manusia sudah ditentukan. Termasuk profesi dan harta benda.

Di era modernisasi ini, sering kali kita berhadapan dengan kenyataan untuk hidup ditengah exstrimitas.Orang miskin hidup di tengah lingkungan elit dan satu profesi diantara profesi lain yang eksklusif. Tentunya sedikit banyak akan ada perasaan berbeda dalam hati orang yang berada dalam posisi tereliminir. Bahkan perasaan itu bisa memunculkan keputusasaan akibat dari perasaan tidak puas dan tidak merasa sejajar dengan orang lain.

Namun, apakah pantas bagi kita seorang Mukmin berputus asa dari rahmat Allah? Sedangkan kita tahu bahwa berputus asa adalah sifat iblis laknatulloh?. Maka bagi seorang Mukmin sangatlah tidak pantas berputus asa hanya karena masalah keduniawian. Teguhlah dalam jalan terbaik yang dituliskan-Nya. Allah Maha Tahu yang terbaik bagi hambanya.

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu. dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu: Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" (Al-Baqoroh:216)

Tuesday, August 6, 2013

Niatkanlah untuk Memberi

Standard

"Jangan pernah berharap menerima yang lebih banyak daripada yang kita berikan"

Hakikat kehidupan yang selalu mengalir akan mengantarkan kita pada pelabuhan yang kokoh.

Salah satu hal yang seringkali mengotori niat dalam beribadah adalah harapan untuk menerima sesuatu. Layaknya benih benalu, jika ia dibiarkan terus tumbuh pada batang hati yang kokoh niscaya ia akan mengantarkanya pada kerapuhan, bahkan berujung pada kematian hati.

Menerima, memang sudah menjadi fitroh manusia, tapi berharap untuk menerima menjadi tidak layak untuk diperbuat oleh mukmin selain pada Rabb-nya.

Berkaca pada diri yang lemah ini, selalu terngiang-ngiang harapan untuk memperoleh kesuksesan dimasa depan. Harapan itu pun, hampir-hampir mengaburkan hakikat diri sebagai seorang hamba untuk memurnikan niat. Gulungan ombak gulana selalu membayang, buhul-buhul syetan laknatulloh pun menjadikan hati resah akan masa depan. Itulah ketetapan Allah SWT bahwa manusia akan selalu diuji dengan kekhawatiran terhadap kemiskinan, kelaparan, dan sebagainya, padahal itu belum tentu akan datang. Hanya saja, bagi mereka yang memurnikan niat, maka akan datang pertolongan Allah SWT.

"Futural Live" nampak selalu ideal dimata kita, harapan yang selangit untuk dapat menerima "amanah" itu terngiang selalu. Namun, sungguh tidak selayaknya bagi seorang mukmin terlalu mencokolkan lamunannya sehingga lupa akan amanah yang dipunyai.

Tulisan ini akan menjadi pengingat bagi diri saya dan semoga pula bagi orang lain, jangan pernah berharap lebih untuk menerima sesuatu, tapi selalulah berusaha maksimal untuk memberi. Sesungguhnya sebaik-baik hal yang kita terima adalah pahala disisi Allah SWT. Semoga kita termasuk orang yang selalu memperbagus diri dengan niatan tulus beribadah kepada Allah SWT, tanpa niatan menerima sesuatu yang lebih banyak. 

Teguhlah Seperti Sebatang Kaktus

Standard


Teguhlah...
Dikala keringkerontang melanda
Terik memercik segumpal bara
Pedulipun tiada jumpa

Teguhlah...
Jika seiring waktu aku tua
Terhantam oleh cadasnya baja
Aku ingin tetap teguh

Kukuh aku berdiri haruslah
Tatapan pasti tanpa ratap merayap
Yakin berprinsip dalam hakiki sahaya

Aku akan tetap teguh.

Kehidupan yang hakiki memang sangat keras, tanpa peduli kita terjaga ataupun lengah. Hantaman demi hantaman silih berganti, terik pun ikut menguji diri.

Kita harus teguh, tak peduli apapun yang menghadang dalam perjuangan hakiki, tak boleh runtuh. Tak perlu berharap pada orang lain atas bantuanya, berhentilah toma' pada sesama. Yakinlah akan potensi diri dan bantuan Illahi Robbi. Kita akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan ujian dengan teguh laksana sebatang kaktus.

Sebatang kaktus terus teguh dalam kering kerontang tanah, tidak toma' sehingga dia terus berjuang memperbaiki diri. Karena tanah terlalu miskin air maka tidak kemudian ia berharap terlalu akan disirami air, namun ia malah mengembangkan mekanisme menghematan air melalui penyimpanan air dalam tubuh dan tiada berdaun untuk mengurangi penguapan air. Bahkan dia semakin teguh dengan duri-duri di tubuhnya, membuatnya "gagah" dan teguh. Maka teguhlah, teguhlah, teguhlah!



Belajar Menyalakan Lilin

Standard


"Lebih baik menyalakan lilin, daripada mengutuk kegelapan"


Itulah quote yang sudah sering kita dengar. Seakan menggambarkan betul kepada kita bahwa dunia kita yang sekarang ini benar-benar gelap gulita. Bahkan, cahaya terang yang seharusnya berpijar nampak kewalahan menghadapi kegelapan yang berkepanjangan. Rasa pesimis menjadi makin merajai hati, membuat gundah gulana manakala cahaya itu makin redup karena sumber energinya hampir habis, tanpa sokongan. Tanpa sokongan karena yang lain terlalu pesimis.

Layaknya lampu petromax, ketika minyak tanah yang menjadi sumber cahayanya mulai habis makaa sinarnya pun kian redup.

Dunia ini sedang dicekam kegelapan, ketakutan, dan kesewenang-wenangan. Jika banyak orang geram, ingin memperbaiki, tapi merasa tak bisa, maka "belajarlah menyalakan lilin". Mulailah dari diri sendiri, untuk menjadi lilin kecil yang bersinar memancarkan cahaya. Bertahanlah dalam kegelapan, berharaplah, berjuanglah untuk menjadikan lilin-lilin lain berani menyalakan sumbunya.

Belajarlah bersinar seperti lilin dalam kegelapan. Meskipun cahayanya tak seberapa terang, iya menjadi tumpuan harapan. Belajarlah menjadi lilin dalam kegelapan. Ketika sendiri ia seakan tak berarti, maka berpadulah, bersinar kohesif penuh harapan. "Belajarlah menyalakan Lilin, sinari dunia dengan kebaikan yang hakiki"


Thursday, July 11, 2013

I've Nothing, but I'm Promise to Do for the Better Thing

Standard
Ditengah jeda sholat tarawih, tiba-tiba pikiran ini terbang sekilas. Mengarungi indahnya ayat pertama surat Al-Fatihah. "Alhamdulillahirobbil'alamin", Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Lafadz yang seketika menggetarkan qolbu. Membangunkan dari mimpi suramnya.

Bukankah lafadz itu selalu aku baca dalam tiap raka'at solatku?

Nampaknya, aku kurang bersyukur. Beberapa waktu ini ada kerisauan dalam bertindak. Apalagi ketika diamanahkan menjadi Ketua 2 PPSMB FK UGM. Kerisauan untuk berbuat terbaik dihadapan orang lain, dan kaka angkatan tentunya. Ragu, apakah ini pantas diperbuat? pantas dibicarakan? atau tidak?.

Seharusnya ada penghayatan lebih dari tiap ayat Al-Qur'an, termasuk sepenggal ayat ini. Padahal sudah sangat familiar, tapi nampaknya belum mendalam diresapkan dalam hati. Ayat pertama tersebut, seolah ingin mengatakan kepadaku: "Bersyukurlah!".

Dilanjut lagi dengan ayat berikutnya: "Arrohmanirrohiim", yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Allah itu sangat sayang pada kita. Bahkan diri ini, kenikmatan, dunia dan seisinya itulah milik Allah yang dipinjamkan pada kita sebagai wujud kasih sayangnya pada kita. Kita dipinjami banyak hal!.

Dari situ beranjak berfikir, lantas apa yang aku risaukan? I Have Nothing! Semua ini hanya titipan, dan akan kembali pada-Nya. Setinggi apapun dagu ini terangkat, dada ini membusung, atau bahkan tumpukan emas menggunung, tetap saja I Have Nothing!. Jadi sekali lagi, apa yang perlu dirisaukan dengan hasil usaha kita?.Seharusnya bertindak lurus tanpa mengekor dan tunduk pada pendapat orang lain!.

Berbuatlah selayaknya hamba bersikap pada Rabbnya. Sebagaimana hamba, sudah seharunya tunduk dan patuh pada Tuhanya. Maka, berbuat itu harus berdasar utuh niatan agar Ia Ridho. Ridho atas perbuatan hambanya.

Aku adalah seorang muslim, hamba Allah, makhluk-Nya. Maka saksikanlah, aku berdiri, bertindak, dan mengucap kata sebagai seorang muslim.

Umur ini entah siapa yang tahu. Titipan ini tak tahu pula kapan akan diambil si empunya. Maka, dalam waktu-waktu penitipan ini, kita sebagai orang yang dititipi sudah selayaknya menjaga titipan itu dengan baik. Lebih dari itu, kita dipersilahkan untuk mengeksplorasi titipan ini, maka eksplorasilah selayaknya orang yang dititipi, eksplorasilah sebaik mungkin agar si empunya tidak kecewa.

Titipan ini adalah amanah, maka aku berjanji sebisa mungkin menjaga titipan ini dengan baik, memanfaatanya untuk kemaslahatan umat. I've Nothing, but I'm Promise to Do for the Better Thing

Sunday, July 7, 2013

Janjiku pada-Mu

Standard

Bismillah. Aku paham bahwa diantara banyak bintang berkilau itu hanya akan ada satu yang paling terang benderang.

Ya Allah, tulisan ini akan jadi pengingat, bahwa aku berjanji kepada-Mu untuk menuntaskan perjuangan ini. Perjuangan memperoleh ridho-Mu, mengajak mereka dalam kebaikan milik-Mu.

Maha besar engkau wahai Rabb-ku, pemilik bintang gemintang yang bergantung di angkasa, pemilik masa lalu dan masa depanku. Ku gantungkan sejuta mimpiku ditengah jutaan bintangmu. Ridho-Mu selalu ku harapkan Ya Rabb.

Kadang, terasa akan datang tantangan itu!. Dan disaat itu aliran darah seolah menguat ke arah otak dan hati. Membuatku kuat dan yakin bahwa aku bisa dan harus terus melangkah dalam keyakinan pasti. Rabb-ku maha pemberi yang terbaik untuku.

Langkahku bahkan terlalu indah bila hanya dilihat dari hasil, karena langkahku adalah langkah perjuangan, langkah milik banyak orang, langkah untuk memperoleh ridho Allah SWT.

Segala tantangan pasti akan muncul, tapi ingatlah bahwa tantangan itu yang akan mejadikan aku kuat. Apa makna hasil ideal tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas. Ingat! tantangan tidak sama dengan hambatan!

Bismillah. Aku berjanji Ya Rabb. Akan menuntaskan perjuangan ini, perjuangan untuk-Mu, bukan untukku. Oleh karena itulah aku akan berjuang. Akan ku tuntaskan, akan ku perjuangkan, akan ku raih. Untuk-Mu wahai cintaku.

Maka Ya Rabb, ringkankan hatiku dalam melangkah penuh keyakinan. Hilangkan rasa ragu, besarkan tawadu' dan optimisku. Innalloha ma'ana.

Tuesday, July 2, 2013

Ikrar yang Terlupa

Standard
Semakin lama tumpukan dosa makin menggunung. Entah bagaimana lagi harusnya bertindak. Astaghfirulloh, Ya Rabb ampunilah hambamu ini yang dzolim.

Siang tadi baca majalah balairung di BEM FK, tiba-tiba di bagian akhir ada kisah percakapan antara bintang-bintang di langit yang sangat menarik. Mereka membicarakan tentang manusia yang aneh dan neko-neko.

Salah satunya tentang heboh manusia modern masa kini yang berusaha menemukan planet baru untuh dihuni. Haha..Kalo buat kita yang manusia kedengeranya seru bukan?, tapi kalo pendapat mereka, manusia itu "neko-neko". Udah dikasih tempat tinggal yang bagus, indah, nyaman, eh malah dirusak, malah alih-alih mau pindah ke planet lain?. Waduh.

Seharusnya manusia itu mensyukuri apa yang sudah dipunyai dengan merawatnya secara arif. Eh, ini malah mau pindah setelah dirusak. Weleh weleh, mana tanggungjawabnya? udah dipinjemin malah ga amanah, ujar mereka.

Terus ada juga obrolan mengenai "kenapa Tuhan menciptakan manusia yang malah akan merusak bumi?". Hmm..makin tersindir aja nih.

Jawabnya, karena manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling bisa mengenali dan memahami keberadaan Tuhannya dengan akal yang dipunyai. Sedangkan kerusakan itu terjadi karena ketidakseimbangan manusia yang lebih mengutamakan nafsu, daripada akal dan hati.

Dua hali tadi cukup menohok diri saya yang makin kesini makin banyak dosa. Seolah lupa bahwa amanah yang dipikul sangat teramat berat.

Meluruskan niat dan meneguhkan hati menjadi sangat penting bagi kita sebagai manusia yang seringkali lalai. Kita adalah 1 dari triliunan manusia sepanjang masa, ibarat titik kecil ditengah samudra luas. Lebih dari itu, kita adalah 1 dari jutaan sel sperma yang berani menerima resiko besar hidup di dunia. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya kita disini tidak begitu saja ada. Kita lolos seleksi!!!. Kita yang disini telah berikrar saat di janin, untuk menjadi hamba setia ketika di dunia kelak. Sekali lagi, kita sudah ber-IKRAR, ber-JANJI, ber-BAI'AT kepada Rabb semesta alam untuk taat jika diizinkan hidup di dunia.

Kita adalah pemberani, sedangkan yang lain terlalu takut untuk menanggung amanah yang teramat besar di dunia, mereka khawatir dengan tipudaya duniawi.

Sudah sepantasnya, kita yang telah berikrar harus selalu berusaha meneguhkan ikrar itu dalam wujud sikap nyata. Perbaikan diri, perbaikan lingkungan, berguna bagi sesama sebagai wujud pengabdian pada Allah SWT.

Tanggungjawab kita sangat besar, ikrar yang bahkan tak pernah kita ingat lagi saat mengucapkanya. Tapi itulah nyatanya, kita telah berikrar dan kita harus meneguhkan ikrar itu dalam kehidupan kita sebagai amalan sholeh.

Monday, July 1, 2013

Ku Pungut Kembali Harta Karunku

Standard

Apakah aku terlalu bodoh memahami hakikat mimpi, cita dan harapan? Beberapa saat yang lalu, atau bahkan dalam hampir satu tahun ini aku kehilangan arah. Aku sadar aku terlalu bodoh memahami hakikat mimpi, cita dan harapan saat itu.

Entah buhul-buhul apa yang membodohiku untuk menenggelamkan satu-satunya harta karun yang aku punya dalam lautan kepesimisan. Harta yang menjadi miliku, mengantarkanku ke sini, di titik ini aku buang begitu saja. Sungguh menyesal!.

Satu semester ini aku hanya seperti onggokan daging tak bernyawa. Hilang arah, tak berbentuk, remuk, tak tau akan kemana. Aku kehilangan mimpiku, aku takut bermimpi, takut, sungguh takut, aku takut gagal.

Picik! barangkali aku terlalu picik dalam bermimpi. Berputus mengharap karunia Allah hanya karena "pernah gagal", atau tepatnya hanya karena "dua" kegagalan yang pernah ku alami.

Lupakah aku? Apa yang aku punya sebelum ini? Bahkan yang menemaniku hingga titik ini adalah Allah bersama "mimpi-mimpiku" itu. Aku tak punya satuhal pun dulu.

Kini, ku pungut kembali harta karun itu dari palung laut terdalam, kan ku simpan, dan ku rawat. Kan ku perjuangkan hingga akhir, hingga Allah memutuskan yang TERBAIK untuku. Tak peduli dengan hasil, aku berjanji akan tetap berjuang, bermimpi, berkarya, mengukir sejuta tinta indah kejayaan. Semoga Allah memberkahi. 

Sunday, June 23, 2013

Ironi Kelaparan Saudara Kita

Standard


"Jika daya tak ada untuk berbuat, maka paling tidak, ber-empatilah dengan mereka yang sengsara"

Ku mohon ampun Ya Rabb. Atas kekhilafan, kekurang bersyukuran, dan kedzoliman ini. Entah bagaimana kami ini. Hidup dalam bayang-banyang keingkaran yang nyata pada-Mu ya Rabb. Sering kali kami mengeluh dengan hal-hal sepele yang tidak cocok dengan mau kami. Padahal itu hanya cermin kekufuran kami.

Bisa dipertanyakan, entah dimana nurani kami? entah dimana kemanusiaan kami? entah dimana kesyukuran kami?. Maka ampunilah kami Ya Rabb.

Di dunia ini jutaan jiwa kelaparan, kurang pangan, dan bahkan ironisnya mati karena lapar. Tapi, kemana kami? manusia yang katanya satu garis keturunan, dimana nurani kami? tega membiarkan saudara kami mati dalam penderitaan. Ya Rabb, apa yang bisa hamba lakukan? Hamba ini hanya segumpal daging tak berdaya, yang lemah tanpa-Mu.

Aku berdiri disini ya Rabb, sebagai calon ahli gizi dan sekaligus sebagai hamba-Mu. Hamba miris dan merasa sangat berdosa dengan kelalaian kami ini.

Sadarlah wahai jiwa yang lalai!! aku ini punya tanggungjawab yang amat besar pada Rabb-ku. Bersamaan dengan rasa kemanusiaan yang menggebu sudah seharusnya aku berpacu. Bahwa ini tugas ku, dan tentunya tugas kita bersama sebagai calon ahli gizi, calon tenaga medis, calon pembawa perubahan atas ridho Allah Yang Maha Esa.

Balancing, It's our duty.

Dunia ini memang sudah terlalu kejam, karena manusianya yang terlalu serakah dan tamak, Di satu sisi dunia, banyak orang mati kelaparan. Dibagian lain dari dunia ini, banyak orang serakah memakan segala, membenarkan diri bahwa yang mereka makan adalah hasil jerih payah sendiri. Na'udzubillah.

Sadaralah manusia, mereka adalah saudara kita. Jika tidak bisa kita berlaku apapun, maka mungkin berempati adalah jalan terakhir, mari kita makan tanpa terlalu berlebihan, sebagai cermin kelemahan diri kita, yang hanya bisa berempati, tanpa berbuat banyak menolong mereka. Semoga Allah mengampuni kita yang dzolim ini .

Friday, June 21, 2013

Harapan Kami, Gizi Kesehatan FK UGM

Standard
"Perjuangan itu diawali dengan niatan tulus, dilanjutkan dengan ikhtiar berlanjut, dan diakhiri dengan tawakal penuh"

Gizi Kesehatan, sebuah prodi prospektif yang ada di Universitas Gadjah Mada. Gizi tergolong salah satu prodi baru (2003 berdiri) di UGM dengan peminat yang tinggi. Khususnya pada 2013 ini Alhamdulillah Gizi menjadi prodi paling diminati oleh camaba di jalur undangan UGM.

Dulu waktu SMA, sama sekali tidak terbayang akan kuliah di Gizi UGM, walaupun pada akhirnya entah kenapa saya memilih kuliah disana. Tapi saya yakin dibalik itu selalu ada hikmahnya.

Saya mendalami informasi, ilmu, dan semua tentang gizi barulah setelah diterima jadi maba, bahkan parahnya saya baru pernah ke UGM dan khusunya ke gedung Gizi waktu menjelang Ospek/PPSMB UGM. Mungkin bukan cuma saya yang demikian, dan tentunya bukan cuma saya yang "shock" saat pertama kali melihat gedung gizi dan tahu akan kuliah selama kurang lebih 3,5 tahun disana.

Gizi Kesehatan itu masuk Fakultas Kedokteran, Oya? mungkin banyak masyarakat yang baru tahu. Bahkan demikian pula dengan saya, waktu selesai mendaftar SNMPTN tulis prodi Gizi UGM baru tahu kalo Gizi itu di FK. Jadi, murni daftar gizi bukan karena gizi itu di FK, tapi karena memang tertarik mempelajari Ilmu Gizi. Yeay :)

Tuesday, June 18, 2013

Penjagaan Internal Seorang Pemimpin

Standard

"Pemimpin itu seperti kerangka besi bagi sebuah bangunan, dia yang menguatkan, membentuk pola, dan menjadi bagian terpenting pada sebuah bangunan yang indah"

Pemimpin/Leader kerap secara mutlak disamakan dengan "ketua", padahal nyatanya tidak demikian. Ketua lebih diartikan sebagai jabatan struktural, sedangkan pemimpin adalah penggerak masa, sekalipun tanpa jabatan struktural.

Di lapangan, orang-orang banyak yang beranggapan bahwa kunci terpenting sebagai pemimpin pergerakan "hanya"lah sikap kritis dalam menyikapi sesuatu dan diikuti dengan tindakan progresif.

Paradigma itulah yang barangkali membuat banyak ketua "lupa daratan" dengan apa yang dipimpinya. Mereka lebih memilih mengambil jalan singkat melalui program-program mereka yang dianggap progresif untuk perubahan. Mereka melupakan sesuatu.

Yah, mereka lupa, bahwa yang dipimpinya BUKAN lah ROBOT, melainkan MANUSIA yang punya HATI.

Untuk melakukan perubahan progresif sangat dibutuhkan sinergisasi sumber daya manusia. Saya lihat sangat banyak ketua yang sudah meng-gemakan semangat harmonisasi di lingkup kepemimpinanya, bahkan sejak masa pencalonanya. Tapi sangat sedikit yang mampu konsisten bertekat mewujudkan semangat harmonisasi itu dalam wujud work plan yang nyata. Sekali lagi, work plan yang saya maksud tidak selalu sama dengan program kerja, work plan bisa juga berupa rencana strategis dalam bentuk interaksi dan pengakraban secara natural. Barang kali ini susah dijelaskan, tapi intinya ini kembali kepada karakter seorang ketua untuk selalu bersahaja, mengayomi, dan peduli terhadap orang-orang yang dipimpinya.

Saturday, June 15, 2013

Motivasi Belajar "dari Rakyat, untuk Rakyat"

Standard
“You learn to speak by speaking, to study by studying, to run by running, to work by working; in just the same way, you learn to love by loving”

Terkadang atau bahkan sering kali, kita kehilangan semangat untuk belajar dan terus membaca. Entah karena terlalu lelah dengan banyak kegiatan yang kita lakukan seharian atau merasa tidak fokus. Intinya masing-masing pribadi terkadang mengalami kepudaran semangat dalam belajar.

Apalagi mahasiswa, ketika ikut banyak hal sering kali merasa lelah walaupun masih muda.  Banyak yang sebenarnya ingin belajar banyak, tapi waktu 24 jam dirasa kurang cukup untuk berbuat banyak hal termasuk belajar. Itu kalau yang lelah, ada juga yang lupa karena terlalu asiknya main, organisasi atau apapun akhirnya lupa ga belajar.

Sejenak, pernahkah kita berfikir?
Bagaimana kita ada disini?
Kita adalah representatif dari rakyat indonesia. Dari sekitar 250 juta rakyat, sekian juta pemuda, kita lah salah satu yang BERKESEMPATAN untuk mengenyam pendidikan tinggi. 
Sadarkah? bahwa amanah yang kita tanggung sangatlah berat.

Monday, June 3, 2013

The Importance of Breakfast

Standard

Breakfast is the first meal taken after rising from a night's sleep, most often eaten in the early morning before undertaking the day's work. Breakfast is very important to fullfill nutrient need in the day. In citizen, mostly peoples don’t take it as a priority in his/her morning. With many reason he/she making argument. It’s happened not only in rural area, but also in city. Breakfast is important, but many peoples think that it nonsense. Even, in rural area, the peoples whose take a breakfast regulary assumed as a hunger peoples. It's mean that breakfast have negative stereotipe in few community.

Why breakfast is very important?. It's not only because the contribution of breakfast to make us  became unhunger, but also because breakfast have very high benefit for our body. Firstly, regularly breakfast may increasing our IQ. While we regulary breakfast and doing something focusly, it's make our brain usual to work clearly and automatically increasing our IQ. It's mean that breakfast have big contribution to creat a smart generation.
Second, breakfast train us to be more dicipline. If we unusual take a breakfast regularly, and than we try to strart this good habit, it's need our big effort to dicipline our self. So, we can to be dicipline starting from breakfast.
Third, breakfast decreasing the risk of obesity. If we not take breakfast in the morning, then we get hunger, it's make us want to eat. But usually we take a food without think the nutrient content because of the hunger. Then the effect appear, one is obesity. It caused by high fat/oil content in many food, for example is snack. Do you like become big? if the answer is no, let's take breakfast!.

Tuesday, April 30, 2013

Let's Fly with Our Own Wings

Standard

Jika terkadang kita merasa ingin jadi orang lain.
Jika terkadang kita lihat semua kebahagiaan terpancar dari diri orang lain.
Jika mungkin kita lupa...
"Aku" adalah "Aku" dan tak akan pernah mungkin jadi orang lain.

Memang terkadang ada orang-orang hebat yang menjadikan kita merasa kurang dan bahkan ingin jadi seperti mereka.
Tapi sekali lagi...

"Aku" adalah "Aku" dan tak akan pernah mungkin jadi orang lain.

Pada  hakikatnya Allah SWT telah menganugerahi insan ciptaannya dengan karakter yang berbeda-beda.
Tak ada yang benar-benar sama.

Lantas apakah kita hanya bisa berdiam diri?
Pasrah?
Tak berdaya karena tidak mungkin jadi seperti orang hebat yang kita idamkan?

TIDAK!

Lihatlah.
Seekor kupu-kupu.
Iya tidak bisa terbang setinggi dan secepat elang.
Bahkan capung saja sulit untuk ia saingi kecepatannya.
Umurnya pendek.
Hanya sekitar 40 hari.



Tapi apakah dia berputusasa?
Menghabiskan hari-hari singkatnya hanya untuk menyesali perkara yang tidak mungkin diubah lagi.

Hebatnya, mereka tidak seperti itu. 
Dengan sayapnya yang lemah lagi rapuh.
Terbangnya yang lambat lagi rendah.
Iya tetap mampu memancarkan keindahannya.
Memancarkan pesonanya.

Let's fly with our own wings.
Percayalah dibalik perbedaan selalu ada hikmah.
Bersama kekurangan selalu ada titipan kelebihan.
Terbanglah dengan sayapmu.
Berkaryalah.
Berjuanglah.
Rajutlah keindahan hidup yang sejati dengan pribadi terindahmu.
Kita bisa jika kita mau.
Kita bisa jika kita yakin.
Be your self.
Be confident.

Let's fly guys! :)

Saturday, April 27, 2013

Sebuah Proses Pembelajaran: Bikin Poster

Standard
Gara-gara jadi panitia acaranya Penelitian Medical Science Club FK UGM yaitu School of Scientist akhirnya jadi tergugah buat bikin poster. Yah, paling tidak memulai. Namanya juga belajar, kalo sekarang masih biasa-biasa aja semoga kedepannya jauh lebih jago bikin poster baik yang ilmiah maupun publik...Aamiin

Mau share nih beberapa disain poster yang pernah saya buat:

Ini poster yang saya buat untuk acara School of Scientist session 3. Temanya Blue Sky mungkin yaa. Hehe

Berhubung acara SoS 3 ganti tanggal saya iseng lagi bikin poster. Sekali nyoba, malah bikin nagih ! :D

Kalo yang ini poster buat acara Bazar Produk PKM-K dalam rangka Lustrum 2 Gizi Kesehatan FK UGM. Sebenernya saya bukan sie Publikasi, melainkan sie Acara. Tapi waktu itu lagi pengen aja bikin poster, eh ternyata berguna juga alhamdulillah :)

Nah poster yang 1 ini poster nekat!. Kenapa?. Karena masih amatir bikin poster udah brani ikutan lomba. Padahal lomba kelompok eh malah maju sendirian. Ah tapi ga masalah walaupun nekat&ga juara, paling tidak masuk 10 besar lomba poster IEPC "Islamic Essay and Poster Competition" SKI FK UNS Mei 2013 (peringkat 8). Mungkin gara-gara temanya aja yang kebetulan bagus ya. hihihi *kepedean. Hitung-hitung menyampaikan nasihat tentang "Sehatkan Diri, Amalkan Sunah Rosul Uswah". :)

Sedangkan yang ini poster Syawalan Alumni ROHIS SMAN 2 Purwokerto yang ke-3. Masih seadanya juga, tapi lebih baik karena waktu itu ga ada yang bikin poster. 

Pembelajaran itu proses, sebagaimana poster yang saya buat. Sekarang memang belum bagus, tapi insha Allah kedepanya bisa lebih bagus. Disinilah kita melihat sebuah proses yang bertahap dan begitu indah!


Friday, February 8, 2013

Fenomena Galau

Standard
    
"You Only Live Once, but If You Do It Right, Once is Enough" (Mae West)

          Kata "Galau" udah ga asing lagi ditelinga kita. Bahkan sering kali kita temui kata tersebut baik secara lisan, di facebook, twiiter, dan termasuk di tulisan ini, haha. Katanya yang namanya  "Galau" itu perasaan Gje alias Ga jelas yang ada di hati seseorang. Banyak korban  "Galau" ini khususnya remaja yang emang masih labil secara psikis. Kalo "Galau" udah meradang dampaknya juga ternyata lumayan gede loh. Bahkan kebanyakan dampak negatif seperti males, bingung, takut, tertekan dan bahkan bisa jadi sakit. Emang sih kalo cuma beberapa jam aja mungkin ga bakal ngefek banget buat tubuh. Tapi kalo fenomena "Galau" itu berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan gimana yah jadinya?, bisa brabeh dong. hmmm....      
          Fenomena "Galau" ini sering terjadi ketika seseorang mengalami situasi yang ga diinginkan, situasi sulit, keadaan yang menekan jiwa atau ketika mimpi dan kenyataan terhalang jarak. Nah mungkin itu alasan paling tepat kenapa "Galau" lebih sering terjadi pada remaja ketimbang orang tua atau anak kecil, karena masa remaja itu masa yang bener-bener butuh penyesuaian buat seseorang. Masa remaja adalah masa peralihan dimana akan banyak hal-hal baru yang dialami seseorang dan disinilah puncak sejuta mimpi ada dibenak. Ketika mengalami hal-hal itulah maka banyak yang ga siap dan kurang bisa mengatasi situasi itu lalu kemudian pasang status, ngeTwiit dll yang berhubungan dengan ke"Galau"annya.
         Oke, dari pada kelamaan basa-basi langsung aja deh "to the point". Guys, mungkin kalian pernah ngrasain ke"Galau"an dalam hidup kalian. Termasuk juga saya..hehe. Apa sih yang kalian rasain pas "Galau"?, ga enak banget kan rasanya?. Mungkin kadang kita juga ga tau apa sebab  "Galau" yang kita rasakan itu, tiba-tiba muncul gitu aja. Tapi yang jelas  "Galau" itu akan muncul ketika kita memasuki situasi yang kurang ramah bagi diri kita. 
            Pernah ga kita berpikir sebaliknya?, ketika situasi sejalan dengan keinginan kita, mimpi kita terwujud, dan comfortable zone selalu ada dalam hidup kita. Apakah kita akan puas dan berhenti mengharapkan hal lain?. Tentu saja semua orang tidak mau berhenti pada 1 titik dan sangat ingin mendapatkan lebih, lebih dan lebih. Sadar atau tidak, perasaan "Galau" yang dirasakan seseorang seringkali  ditunggangi nafsu menggebu untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dan lebih. Alhasil, kadang seseorang lupa dengan kodratnya sebagai manusia yang memang tak akan pernah puas dengan yang dimilikinya. Hal terbaik yang bisa dilakukan manusia adalah "Banyak Bersyukur" kepada Allah SWT atas segala karunianya. Untuk apa kita  "Galau" kawan? sedangkan rezeki, takdir, jodoh dan maut semuanya sudah diatur oleh Allah SWT sejak zaman azali.  Lagi pula Allah SWT tak pernah menuntut HASIL dari apa yang kita kerjakan. Allah SWT hanya menginginkan USAHA dan DO'A kita secara sungguh-sungguh, BUKAN HASIL!.