Indonesia dimasa depan adalah negeri yang
berkomitmen untuk memenuhi hak rakyat. Dengan menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran terhadap rakyat. Maka besar mimpi kita bahwa orientasi kekuasaan
para petinggi ditekan sedalam-dalamnya. Yang ada hanya orientasi untuk
mewujudkan tatanan Indonesia yang lebih baik dan rakyat yang sejahtera.
Mari kita mulai bermimpi dari sektor
pendidikan. Maka tak ada kerusakan tanpa ada yang memperbuat dan yang berbuat
kerusakan itu adalah manusia yang punya akal. Lalu bagaimana akal itu
digunakan?. Doktrinasi yang keliru dalam proses pendidikan saat ini berujung
pada cacatnya moral bangsa. Jika mau kita menelisik, pendidikan yang ada
sekarang ini hanya berorientasi pada satu hal, materi. Hal yang
paling dicari oleh para siswa dan mahasiswa adalah dua hal. Pertama tentang
bagaimana mereka mendapat nilai tinggi dan kedua tentang bagaimana mereka
mendapat pekerjaan yang layak. Padahal sejatinya pendidikan ada bukan untuk
itu. Pendidikan ada untuk mencerdaskan bangsa dan membebaskan jiwa. Dimana
dengan jiwa yang bebas dari ketergantungan dan tipudaya diiringi kecerdasan
akan mengarahkan manusia menuju kesejahteraan. Maka sudah waktunya kita mesti
mengalihkan orientasi material dari pendidikan ini, walaupun tentu tak mudah. Moral
and vison approach menjadi solusi yang ampuh untuk menjawab
permasalahan sumber daya manusia Indonesia. Dimana penekanan dalam proses
pendidikan terhadap sisi visi pendidikan dan moral dilakukan lebih dalam.
Dimulai dengan sistem dan alokasi khusus untuk menekankan hal ini serta upaya
pembentukan kurikulum berbasis moral and vison approach.
Berlanjut ke kebutuhan mendasar masyarakat yaitu pangan. Kita mesti menggalakan solusi terhadap krisis pangan. Yaitu dengan produksi pangan nasional sebagai tumpuan sehingga kemandirian dan kedaulatan dapat dicapai. Berangkat dari kesadaran bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Namun, sangat disayangkan manusianya belum bisa mengolah dengan baik. Maka perlu ada upaya strategis dan berkelanjutan dalam menggalakan produksi pangan nasional. Komponen pangan nasional meliputi pertanian, peternakan, dan perikanan beserta pengolahan dan pemasaranya. Maka yang pertama harus dibangun adalah kesadaran masyarakat bahwa bekerja di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan bukan pekerjaan hina yang memiskinkan. Disini perlu peran serta kalangan intelektual dan pemerintah untuk mendorong. Pemerintah berfungsi sebagai pemersatu dan kolaborator berbagai komponen masyarakat sehingga ada high power dalam membangun sektor pagan. Kalangan intelektual yang mengenyam pendidikan di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan juga sangat dibutuhkan. Sehingga tidak ada lagi lulusan sarjana pertanian, peternakan, dan perikanan yang memilih bekerja di swasta atau alih sektor dibanding di bidang keilmuanya. Dengan adanya dorongan dari pemerintah dan kalangan intelektual maka masyarakat akan lebih peduli dan berkemauan untuk turut serta mendorong berkembangnya sektor pangan.
Kebijakan pemerintah bisa dimulai dengan melakukan hal yang sederhana dengan maping area. Sehingga setiap daerah memiliki alokasi khusus area mana saja yang harus diperuntukan untuk sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, bukan untuk sektor lain. Karena selama ini faktanya banyak lahan yang harusnya diperuntukan untuk pertanian, peternakan, dan perikanan malah dialihkan ke sektor industri. Kemudian menunjang kebutuhan petani dengan pembinaan berkelanjutan sehingga para masyarakat tersebut merasa tidak sendirian dan berkembang secara bertahap dan terencana. Konsep Agro Point yang ada di setiap desa pengkhususan pertanian, peternakan, dan perikanan menjadi salah satu mimpi saya di masa depan. Daerah dimana memiliki karakter pengembangan pertanian, peternakan, atau perikanan kita sebut sebagai area percepatan budidaya. Diarea tersebut memiliki agro point yang menjadi pusat pengembangan pertanian. Di agro point tersebut menyediakan berbagai kebutuhan terkait budidaya dengan harga murah dan subsidi pemerintah, misalnya pupuk dan bibit. Yang berbeda adalah disini petani juga dibina. Upaya pembinaan dan pendampingan ini bertujuan agar segala kesulitan dan hambatan yang dialami petani bisa teratasi. Pusat pengembangan ilmu pengetahuan aplikatif juga ada disini. Dimana kumpulan ahli melakukan penelitian, pengembangan, dan implementasi pada langsung pada petani setempat. Dengan integrasi sedemikan rupa maka akan terjadi peningkatan produksi pertanian, peternakan, dan perikanan secara signifikan.
Berlanjut ke kebutuhan mendasar masyarakat yaitu pangan. Kita mesti menggalakan solusi terhadap krisis pangan. Yaitu dengan produksi pangan nasional sebagai tumpuan sehingga kemandirian dan kedaulatan dapat dicapai. Berangkat dari kesadaran bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Namun, sangat disayangkan manusianya belum bisa mengolah dengan baik. Maka perlu ada upaya strategis dan berkelanjutan dalam menggalakan produksi pangan nasional. Komponen pangan nasional meliputi pertanian, peternakan, dan perikanan beserta pengolahan dan pemasaranya. Maka yang pertama harus dibangun adalah kesadaran masyarakat bahwa bekerja di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan bukan pekerjaan hina yang memiskinkan. Disini perlu peran serta kalangan intelektual dan pemerintah untuk mendorong. Pemerintah berfungsi sebagai pemersatu dan kolaborator berbagai komponen masyarakat sehingga ada high power dalam membangun sektor pagan. Kalangan intelektual yang mengenyam pendidikan di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan juga sangat dibutuhkan. Sehingga tidak ada lagi lulusan sarjana pertanian, peternakan, dan perikanan yang memilih bekerja di swasta atau alih sektor dibanding di bidang keilmuanya. Dengan adanya dorongan dari pemerintah dan kalangan intelektual maka masyarakat akan lebih peduli dan berkemauan untuk turut serta mendorong berkembangnya sektor pangan.
Kebijakan pemerintah bisa dimulai dengan melakukan hal yang sederhana dengan maping area. Sehingga setiap daerah memiliki alokasi khusus area mana saja yang harus diperuntukan untuk sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, bukan untuk sektor lain. Karena selama ini faktanya banyak lahan yang harusnya diperuntukan untuk pertanian, peternakan, dan perikanan malah dialihkan ke sektor industri. Kemudian menunjang kebutuhan petani dengan pembinaan berkelanjutan sehingga para masyarakat tersebut merasa tidak sendirian dan berkembang secara bertahap dan terencana. Konsep Agro Point yang ada di setiap desa pengkhususan pertanian, peternakan, dan perikanan menjadi salah satu mimpi saya di masa depan. Daerah dimana memiliki karakter pengembangan pertanian, peternakan, atau perikanan kita sebut sebagai area percepatan budidaya. Diarea tersebut memiliki agro point yang menjadi pusat pengembangan pertanian. Di agro point tersebut menyediakan berbagai kebutuhan terkait budidaya dengan harga murah dan subsidi pemerintah, misalnya pupuk dan bibit. Yang berbeda adalah disini petani juga dibina. Upaya pembinaan dan pendampingan ini bertujuan agar segala kesulitan dan hambatan yang dialami petani bisa teratasi. Pusat pengembangan ilmu pengetahuan aplikatif juga ada disini. Dimana kumpulan ahli melakukan penelitian, pengembangan, dan implementasi pada langsung pada petani setempat. Dengan integrasi sedemikan rupa maka akan terjadi peningkatan produksi pertanian, peternakan, dan perikanan secara signifikan.