Thursday, July 7, 2016

Menyempurnakan Proses

Standard
Pernah kah anda merasa kecewa dengan hasil usaha anda? Atau merasa harapan dan kenyataan berjarak bagai langit dan bumi? Atau mungkin anda merasa ada di lingkungan yang tak mendukung harapan anda dan dibarengi dengan kapasitas diri yang jauh dari harapan?

Jika anda pernah demikian, anda tak salah. Banyak manusia di muka bumi yang pernah merasakanya, bahkan dalam titik terkritisnya, sebuah keputusasaan.

Namun, hidup memang selalu diliputi dengan pilihan. Sekalipun anda tak salah pernah menyesali apa yang terjadi secara mendalam, di sisi lain anda juga punya pilihan untuk tak kecewa, bahkan tetap bahagia dengan apapun yang anda punya.

Coba kita pikir baik-baik, bagaimana Tuhan telah mencipta kita dengan segala perbedaan, sementara kita pun tahu Tuhan Maha Adil. Bisa kah kita korelasikan dimana letak keadilan Tuhan yang telah memberikan begitu banyak perbedaan pada ciptaanya? Ada yang terlahir sebagai anak orang kaya, ada juga yang terlahir sebagai anak orang miskin. Ada yang ditakdirkan lahir ganteng, ada juga yang bahkan tercipta tak sempurna. Ada yang secara alamiah berbakat jadi juara, ada juga yang harus berkali-kali belajar barulah paham. Dimana letak keadilan itu?

Justru itulah letak keadilan Tuhan. Seseorang tak akan menanggung apa yang tidak dibebankan padanya. Karena pada intinya hidup ini adalah ujian. Sedang segala permasalahan merupakan soal ujian yang mesti kita kerjakan. Dengan variasi soal yang berbeda dan disesuaikan dengan kelas masing-masing. Seseorang tak akan diuji diluar dayanya. Adil bukan?

Lalu apa tugas kita? Pertama, menjadi wajib untuk memahami siapa kita? Untuk apa kita terlahir di bumi? Dan siapa Tuhan kita? Setelah itu, mari hadapi dunia dengan senyum bahagia dan penuh percaya diri.

Wednesday, July 6, 2016

Ramadhan 1437 Hijriyah

Standard
Waktu terus berjalan mengarungi lautan kehidupan yang fana ini dengan amat sigap. Kesigapanya melebihi sigapnya jendral perang, tak pernah lalai barang sedetik pun. Ia selalu awas menatap setiap langkah diri, melaju tanpa keluh kesah. Dan bersama itu pula diri ini kian menua, berkurang usia.

Ini adalah ramadhan ke-22 ku sejak pertama dilahirkan di 1994. Dan aku tak tahu akan ada berapa ramadhan lagi dalam hidupku. Semoga saja ini bukan yang terakhir.

Di setiap fase kehidupan selalu saja menyimpan kisah menarik. Kini aku adalah seorang mahasiswa awal semester 9 yang sedang berkutat dengan skripsi dan beramanah di organisasi. Ramadhan kali ini menjadi sarana yang ampuh bagiku untuk merenungi kembali apa-apa yang telah dan sedang terjadi. Terkhusus 6 bulan di 2016 ini, sudah seberapa baik diri ini bertindak?

Di penghujung 6 bulan ini saya mengakhiri fase menjadi santri di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Baiturrahman. Setelah 2 tahun menimba ilmu disana, bergulat dengan dinamika diri, bahkan sempat beberapa kali ingin keluar, syukur lah akhirnya semua usai, semoga dengan khusnul khotimah. Selebihnya tentang suka duka belajar di PPM Baiturrahman akan saya bahas dalam tulisan lain.