Wednesday, December 28, 2016

Laporan Pelaksanaan Tugas Kabinet Inspirasi Indonesia BEM KMUGM 2016, untukmu Gadjah Mada & Indonesia

Standard
Salam hangat dan penuh cinta untuk segenap bangsa Indonesia! Berikut saya haturkan Laporan Pelaksanaan Tugas kami, Kabinet Inspirasi Indonesia BEM KM UGM 2016 dalam bentuk repost dari akun resmi BEM KM UGM 2016. Semoga menjadi bagian positif upaya transparansi dan akuntabilitas lembaga.

[SAYOUNARA INSPIRASIA~]

Halo Gadjah Mada & Indonesia!

Segala puji tecurah kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia & nikmat-Nya. Berkat izin dan kekuatan dari-Nya satu tahun ini kami dapat menjakankan amanah di Kabinet Inspirasi Indonesia BEM KM UGM 2016.


Ini merupakan 'post' terakhir kami, Kabinet Inspirasi Indonesia. Maka, kami haturkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah menjalin silaturahim, kerjasama, mendukung, berpartisipasi dan berinteraksi dengan kami satu periode ini.

Tentu ada begitu banyak kekurangan dan kesalahan yang kami perbuat, maka kami memohon maaf kepada semua pihak. Kami sangat berharap semua pihak terkait berkenan memaafkan.

Berikut kami sampaikan 900-an halaman 'Laporan Pelaksanaan Tugas' Kabinet Inspirasi Indonesia BEM KM UGM 2016 sebagai bentuk pertanggungjawaban kami pada publik.

•PPT LPT : http://ugm.id/PPTLPJ

•LPJ Full : ugm.id/LPJBEM2016

Kami sampaikan pula hasil riset berikut sebagai tolak ukur dan rekomendasi perbaikan KM UGM kedepan.

•Laporan Jaring Aspirasi KM UGM : http://ugm.id/LapKMUGM

•Riset Evaluasi Akhir Kabinet : http://ugm.id/EvalKab
Kami mohon pamit dan SAYOUNARA!

Salam Cinta, Sinergi & Inspirasi!

M. Ali Zaenal Abidin (Presiden Mahasiswa BEM KM UGM 2016) beserta segenap punggawa Kabinet Inspirasi Indonesia
BEM KM UGM 2016












Cinta, Sinergi, Inspirasi

Standard
Berjuta kenangan indah ini menyeruak memenuhi relung hati, terhampar sebagai sebuah narasi Cinta, Sinergi, dan Inspirasi. Terimakasih Allah wahai cintaku. Skenariomu sungguh indah dan tak terbayangkan.
Perbedaan merupakan realitas mutlak yang kita temui dalam kehidupan. Tak ada yang betul-betul sama, bahkan dua orang bayi yang kembar identik pun akan tetap punya perbedaan. Maka, perbedaan adalah karunia Tuhan yang sangat indah. Perbedaan itu laksana pelangi, harmoni membentuk keindahan yang mempesona.

Jika kita terus berbicara tentang perbedaan, tak akan kita dapati persatuan yang memajukan Indonesia. Justru dari berbagai perbedaan, perlu kirannya kita menemukan titik temu. Titik dimana kita bersepakat untuk menghimpun segenap energi dan potensi perbedaan demi kebaikan bersama.

Ada satu keterikatan yang mampu menghimpun segala perbedaan kita sebagai sebuah bangsa. Menjadikan kita menyingkirkan dan/atau mentoleransi kebersamaan diatas identitas primordial yang kita punya. Itulah yang barangkali terlalu sering kita dengar sebagai Nasionalisme. Yang pada kesempatan ini ingin saya terjemahkan dalam bahasa yang lebih renyah, Cinta Indonesia. Yah, barangkali hanya ada satu alasan yang membuat kita berhimpun dan menyatu di atas perbedaan. Yaitu karena rasa cinta yang telah mengharu biru hati kita. Cinta merupakan energi gerak yang maha dasyat. Membuat manusia berkali lipat lebih tangguh dalam berjuang untu kebaikan. Demikian halnya seperti cinta kita pada Indonesia, kita seluruh elemen Universitas Gadjah Mada pun punya ikatan suci yang sama sebagai energi terbaik mengukir karya nyata, Cinta Gadjah Mada.

Saat kita telah mempunyai bahan bakar yang luar biasa untuk berkarya dalam wujud rasa cinta. Selanjutnya kita mesti menyadari bahwa terlalu banyak persoalan yang kita hadapi sebagai sebuah bangsa. Tak mungkin hanya dengan segelintir orang saja semua akan berubah signifikan menuju perbaikan. Perlu adanya kerja-kerja sinergi dari semua orang untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Mengoptimalkan segala potensi dan karya dalam bingkai sinergi menjadi harapan baru bagi bangsa yang sedang dirundung tsunami problema. Kita tak perlu mengklaim bahwa kita adalah orang yang paling berpengaruh dan berjasa bagi perubahan sosial. Namun, menjadi penting untuk mendorong sinergi karya dan potensi guna mengkatalisasi terwujudnya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

Wednesday, December 14, 2016

Menunggu Waktu Shalat

Standard
Tiba-tiba saya teringat kata seorang guru, “aktifitas kita merupakan pengisi diantara kedua waktu shalat, kita menunggu waktu shalat tiba dengan beraktifitas, bukan shalat sebagai selingan dalam beraktifitas ”

Sekejap saya pun jadi termenung, sekarang usia saya sudah 22 tahun, sampai usia berapa saya akan hidup? Sudahkah saya hidup sebagai hamba yang baik?

Di titik ini saya menyadari bahwa pribadi ini jauh dari kata ‘soleh’.  Masih begitu banyak maksiat dan dosa yang diperbuat, masih minim ilmu agama, masih juga begitu banyak kekurangan.

Dan di titik ini pula saya punya kesempatan untuk memperbaiki diri dimulai dari perbaikan niat dan pradigma. Boleh kita berbuat apa saja, boleh kita tak menaati Allah, tapi ingat, kita semua akan mati.

Tuesday, December 13, 2016

Memimpin dengan Kesabaran & Kejernihan Akal

Standard
Kerap kali kita terlalu banyak berharap pada manusia. Bahwasanya semua akan berubah jadi lebih baik karena manusianya. Tapi, sadarkah kita bahwa dibalik manusia yang merubah ada Tuhan yang menggerakan? Dengan kata lain manusia merupakan perantara perubahan itu sendiri.

Dalam konteks kepemimpinan pun demikian. Seorang pemimpin memiliki tantangan tersendiri tergantung kondisi lapangan, termasuk kepemimpinan di tengah mahasiswa. Untuk dapat menggerakan seseorang secara optimal (dalam bingkai kuasa Tuhan), butuh ketekunan dan kesabaran dalam mengingatkan, mendorong, dan menasihati. Kemarahan bukanlah solusi mengatasi masalah, karena dalam konteks ini mahasiswa memiliki kekhususan kondisi, diantaranya tidak dibayar dan punya beban akademik.

Selanjutnya, selain kesabaran, dibutuhkan pula kejernihan akal yang konsisten. Karena barang sekali saja akal keruh dan hilang kendali maka akan muncul masalah yang makin rumit, benang makin kusut. Praktis dari pengalaman saya 3 tahun memimpin di organisasi mahasiswa, memimpin memiliki seninya tersendiri, dalam konteks ini butuh kesabaran dan kejernihan akal yang paripurna.

Monday, December 12, 2016

Perjalanan Selanjutnya

Standard
Menjadi tak pernah bosan mengingatkan pada diri bahwa aku adalah seorang hamba, sehingga segala orientasi hidup & matiku hanyalah untuk Allah Yang Maha Kuasa.

Atas izin Allah, beberapa hari lagi amanahku sebagai pelayan mahasiswa di Universitas Gadjah Mada akan usai. Segala puji bagi Allah atas kekuatan yang dianugerahkan kepadaku dan kawan-kawan dalam mengemban amanah itu. Aku bersyukur dapat turut berperan dan mengambil banyak pelajaran kehidupan dengan aktif di organisasi maupun pergerakan mahasiswa UGM bahkan Indonesia. Bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang membuat aku tahu hal-hal baru yang sangat berharga.

Lalu, apa yang akan aku lakukan setelah ini? Menjadi pertanyaan kunci yang perlu aku jawab dengan pikiran jernih dan hati yang ikhlas. Awalnya aku cukup mengkhawatirkan kehidupan pasca kampus, kata banyak orang jauh lebih ngeri dan tak terprediksi dibandingkan saat di kampus. Tapi, aku memilih kembali lagi pada kepercayaanku; bahwa segala rizki, hidup, jodoh, keturunan, dan kematian merupakan ketetapan yang sudah tertulis rapi. Jadi, tak perlu khawatir. Seiring dengan itu semua, perlahan rasa penasaran dan ingin bersegera menapaki perjalanan selanjutnya tumbuh subur pada diriku. Sepertinya di luar sana akan lebih seru, lebih menantang, dan banyak hal baru; aku suka itu. Ikhtiar selanjutnya adalah tentang merencanakan, mengupayakan, dan memohon dengan penuh kesungguhan. Sembari itu, tawakal pada Allah mestilah berjalan sedari awal hingga akhir, agar aku tak perlu sedih dan meratapi hasil, karena aku percaya Allah tahu yang terbaik bagi hambanya.

Wisuda Mei 2017, insha Allah. Melihat progres skripsi yang saat ini berkisar 45%, aku berharap semoga april mendatang aku bisa sidang pendadaran dan wisuda di Mei 2017. Berkaitan dengan itu pula, aku berencana untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada februari hingga maret 2017 di Yogyakarta. Penelitian untuk keperluan skripsi semoga bisa terlaksana dengan baik di pertengahan atau akhir januari 2017.

Monday, December 5, 2016

Selalu Bahagia

Standard
Gimana sih hidup ideal menurutmu? Apakah hidup yang ideal itu sama dengan punya banyak harta melimpah ruah, rumah dimaa-mana, mobil banyak berjajar di teras, uang bertumpuk di bawah kasur? Atau jabatan tinggi, jadi Presiden misalnya? Atau yang lain?

Bisa jadi definisi hidup ideal menurut setiap orang akan berbeda. Tapi, hidup yang gimana sih yang kita mau? Nah, ini yang perlu kita tanya ke diri kita masing-masing.

Kalo buat aku, hidup itu kan ibadah pada Allah. Sedangkan Allah itu ga nuntut kita melulu soal hasil. Proses menjadi hal yang sangat penting menurut Allah. Disisi lain, aku dan mungkin kalian pernah juga merasakan bahwa ketika kita sudah mendapatkan hal yang kita mau, cenderung kita mau yang lebih dan lebih lagi. Akibatnya titik penting berupa kepuasan tidak pernah tercapai karena orientasinya selalu hasil, hasil, dan hasil. Seteah berhasil ini, mau itu, setelah mencapai itu, lalu mau lainya lagi dan terus berlanjut tak pernah berujung. Manusia memang tak mengenal kata puas.

Dan barang kali hal itu yang membuat banyak orang selalu was-was, hidup tak tenang, risau, galau, dan bahkan putus asa, karena merasa ga puas dengan hidupnya.

Termasuk aku dan mungkin beberapa dari kalian yaang akhirnya menyadari, hidup ini proses yang mesti dinikmati. Ada tukang bakso yang penghasilannya ga seberapa tapi selalu bahagia, tapi ada juga konglomerat yang kaya raya tapi hidupnya penuh sengsara, jauh dari kata bahagia. Jadi, apa dong kesimpulanya?

Selayaknya hamba yang memahami bahwa hidup ini adalah proses perjalanan menuju akhirat. Maka, kita patut mengisi detik demi detik hidup kita dengan syukur. Sehingga tak melulu kita berpikir meyesali dan sedih dengan apa yang tak kita punya, tapi menjadi selalu bahagia terhadap apa-apa yang kita punya. 

Syukur adalah tanda cinta bahwa kita adalah manusia yang berterimakasih pada Allah. Semua hanya titipan, kenapa tak dinikamti saja? Gunakan untuk beribadah dan menebar manfaat.