“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Qs. AlBaqarah:277).
Kita
selalu punya pilihan untuk optimis atau pesimis, berharap atau putus asa,
semangat atau malas; namun ada satu yang mesti kita pahami bahwa tak layak bagi
seorang muslim diliputi kekhawatiran dan kesedihan tentang dunia yang fana.
Harta,
tahta, dan keluarga hanyalah sementara; sedangkan akhirat kekal selamanya. Tak
pernah saya jumpai mereka yang mengejar dunia mati-matian kemudian mendapatkkan
dunia akhirat bersamaan. Namun, bisa kita lihat mereka yang mengejar akhirat
mati-matian, mereka mendapatkan akhirat dan juga dunia sekaligus.
“Barang siapa yang
menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan
barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya
sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di
akhirat. (Qs. As-Syura: 20).
Bersamaan dengan kerja keras dan do’a, tawakal merupakan
amalan utama yang mesti melekat pada hati seorang muslim dalam mewarnai
kehidupan dalam bingkai ibadah dan dakwah.
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Qs. Al
Baqarah: 216.)
Allah
bersamaku dan akan selalu memberikan yang terbaik untukku.