Friday, April 6, 2018

Gemuk atau Kurus? Yuk cari tahu status gizimu

Standard

Merasa gemuk? Kekurangan berat badan? Atau justru merasa sudah ideal? Mungkin dugaanmu benar, tapi bisa juga tidak tepat. Selama ini banyak dari kita yang menduga-duga tentang status gizi kita. Dengan kata lain status gizi hanya dikira-kira sesuai physical appearance semata. Namun, betulkah cara demikian selalu valid?

Betul, secara umum ukuran gemuk atau kurus seseorang dapat dilihat secara  umum lewat tampilan fisik. Namun, hal tersebut sangat subjektif dan dalam banyak kasus menjadi keliru dalam memperkirakan. Terutama terhadap orang yang berada di antara batas ambang kurus dan ideal atau gemuk dan ideal. Bahkan lebih jauh antara kurang gizi dan gizi buruk atau overweight dan obesitas. Lantas bagaimana cara yang lebih valid dan tentunya mudah diaplikasikan oleh masyarakat umum?

Secara umum penentuan status gizi seseorang (dewasa/ di atas 17 tahun) dapat dilihat melalui Indeks Masa Tubuh (IMT). IMT atau sering dikenal dengan BMI (Body Mass Index) dihitung secara sederhana dari data tinggi badan  (TB) dan berat badan (BB). Rumusnya juga sederhana, yaitu BB (dalam Kilogam) / TB2  (dalam Meter).

Setelah mendapatkan angkat hasil perhitungan BB/TB2, kamu bisa melihat tabel penggolongan status gizi. Yang perlu kamu tahu, ada beberapa referensi tabel IMT baik dari dalam atau luar negeri. Misalnya, tabel penggolongan IMT yang diterbitkan oleh WHO (World Health Organization) atau Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berikut ini.

Eropa

Indonesia

Status gizi
IMT
Status gizi
IMT
Kurus
< 18,5
Kurus
< 17,0
Normal
18,5-24,9
Normal
17,0-18,4
Kegemukan
>  25
Kegemukan
18,5-25,0
Pre Obes
25,0-29,9
Pre Obes
25,1-27,0
Obes 1
30,0-34,9
Obes 1
>  27,0
Obes 2
35,0-39,9
Obes 2

Obes 3
> 40


Sumber: WHO

Status gizi
IMT
Kurus/kurang
< 18,5
Normal
18,5-24,9
Overweight
25,0-27,0
Obesitas
>  27
Sumber: Kementerian Kesehatan RI

Terus, sebaiknya pilih yang mana? Jangan bingung, mana saja boleh dipilih. Mungkin sebagian ahli akan merekomendasikan penggunaan sumber WHO dan sebagian lagi sumber dari Kementerian Kesehatan RI. Namun pada intinya keduanya relevan untuk digunakan. Sebagai saran, saya merekomendasikan  tabel IMT dari WHO karena memiliki range penggolongan status gizi yang lebih banyak, namun demikian tabel dari Kementerian Kesehatan RI lebih ringkas sehingga relatif tidak menmbulkan kebingungan.

Sebagai catatan bahwa tabel IMT akan berbeda sesuai regio negara karena berkaitan dengan ras (e.g. kaukasia, afrika, asia dan seterusnya). Selain itu, metode lain yang relevan digunakan oleh manusia dewasa adalah menggunakan lingkar lengan atas (LILA) atau secara otomatis menggunakan alat yang bahkan dapat menentukan komposisi masa tubuh. Karena bisa jadi seseorang memiliki berat badan berlebih namun komposisi tubuh didominasi otot, bukan lemak. Tentu kondisi dan diet yang direkomendasikan menjadi berbeda. 

Demikian pembahasan singkat mengenai penentuan status gizi berdasar IMT. Semoga bermanfaat dan selamat mengaplikasikan. #YukDiet #AliZaenal