Monday, February 15, 2016

Mengembalikan Kejayaan Peradaban Islam Dunia

Standard
Membaca judul tulisan ini mungkin pembaca langsung bertanya, apakah saat ini Islam sedang tidak berjaya. Ya, menurut saya demikian. Sejak runtuhnya kesultanan ottoman 1924 silam peradaban Islam tersungkur dan menjadi tak dominan lagi di bumi, tak seperti sebelumnya. Bahkan ini diperparah dengan perpecahan di dalam umat Islam itu sendiri. Sehingga barang tentu dalam hampir seratus tahun ini menjadi sulit untuk membangkitkan kembali peradaban Islam.

Memaknai agama
Agama adalah way of life. Keyakinan yang memberikan petunjuk bagi mereka yang meyakini tentang apa dan bagaimana seharusnya kehidupan ini berjalan. Dengan demikian agama memiliki prinsip yang harus dijalankan pengikutnya, serta aturan-aturan detail tentang ajaranya.
Tak heran sejarah menuturkan ada banyak pergolakan ataupun peperangan yang timbul karena agama. Namun demikian tak berarti agama adalah sumber masalah dan peperangan. Justru insight yang mesti kita dapatkan adalah agama sebagai power sources yang memunculkan kekuatan besar. Dan kekuatan besar itu lah yang memunculkan peradaban-peradaban besar, yang hampir mustahil terwujud tanpa adanya agama. Dalam kata lain tanpa agama barangkali manusia akan bertahan sebagai makhluk primitif.

Tentang Agama Islam
Islam adalah agama yang lahir sekitar empat belas abad yang lalu. Termasuk agama yang muda jika dikomparasikan dengan nasrani, yahudi, maupun hindu. Namun demikian, bukan berarti Islam masuk katagori agama dadakan yang keberadaanya spontan tanpa jejak sejarah. Pada dasarnya keberadaan Islam yang diperantarai oleh seorang mulia bernama Muhammad sudah tercatat dalam berbagai kitab nasrani maupun yahudi. Demikian pula dalam kitab sucinya, Al-Qur’an menerankan tentang agama, nabi, dan periodisasi keberadaan agama Tuhan yang memang ditakdirkan berangsur-angsur. Tentu ini menjadi bukti yang kuat bahwa Islam memiliki akar sejarah peradaban manusia yang kuat dari zaman Adam hingga Muhammad.

Islam sebagai agama telah menyedot perhatian dengan menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia hingga kini. Hal tersebut bukanlah hal praktis yang hadir begitu saja. Namun lebih berkaitan dengan substansi ajaran yang dikandung. Bahwa Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan penganutnya. Tak hanya itu, konsep pembinaan dalam Islam yang mengajarkan setiap individu untuk terus berproses sebagai wujud ibadah pada Allah membuat para penganutnya berkualitas unggul dan terus berkembang dibanding umat lain.

Singkatnya peradaban Islam yang mendominasi dunia ribuan tahun lamanya dibangun atas dasar value yang bersumber dari ajaran Agama itu sendiri. Dimana value tersebut menjadi insight bagi penganutnya untuk berperilaku terpuji dan beretos kerja tinggi. Dengan demikian lahirlah pribadi hebat yang tercatat dala tinta emas sejarah manusia.

Kumpulan individu berkumpul, maka terbentuklah masyarakat. Dimana kita tahu bahwa salah satu komponen penting negara adalah masyarakat. Kumpulan pribadi hebat dan berbudi luhur akan membentuk masyarakat berperadaban tinggi dan unggul. Sebaliknya, kebobrokan individu yang terkumpul dan mendominasi akan menghasilkan masyarakat yang bobrok. Begitulah Islam memandang, sehingga untuk mewujudkan peradaban yang unggul dimulai dengan masyarakat yang unggul dan dalam lingkup lebih kecil lagi sangat ditentukan oleh individu-individu dalam masyarakat tersebut.

Membangun kembali peradaban Islam setelah runtuhnya pada awal abad 19 silam tentu tidak mudah. Akan butuh banyak tenaga, pengorbanan dan penantian yang panjang. Namun demikian telah kita sadari bersama untuk mengembalikan peradaban Islam harus dimulai dari individunya. Ringkasnya, tak ada peradaban besar tanpa ada pribadi-pribadi besar. Dan kebesaran jiwa, karakter, serta tekat dapat diperoleh seorang muslim dengan mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh. Siapkah kita mengembalikan kejayaan peradaban Islam? (AZ)

0 komentar:

Post a Comment