Kebaikan
kolektif itu laksana air sungai jernih yang meluncur bergelombang, airnya tak
menyebabkan bencana, tapi menyapu sampah-sampah di tiap sudut sungai dengan
elegan, membersihkan.
Kita
bisa saja berbuat baik sendirian, hanya seorang. Tapi, seberapa besar dampak
kebaikan yang hanya dilakukan seorang diri? Tentu kebaikan kolektif atau
secara berjama'ah memiliki potensi melipat-gandakan dampak
kebaikan yang diperbuat.
Bersama-sama
memang kadang melelahkan, penuh gesekan, bisa jadi pula ada yang tersakiti atau
terluka. Ituah risiko yang harus ditanggung dalam upaya kolektif berbuat baik.
Namun, jika setiap orang yang tergabung untuk berbuat baik secara kolektif
memahami lebih dalam tentang tujuan dan esensi kebaikan kolektif niscaya semua
tisiko luka yang mungkin timbul akan dimaknai laksana obat, pahit tapi
menyehatkan.
Selanjutnya
menjadi pilihan setiap dari kita, apakah akan berbuat baik sendirian atau
kolektif? Yang jelas, Indonesia dan dunia ini hanya akan lebih baik jika
dibangun bersama secara kolektif, bukan sendiri. (AZ)