Saturday, September 24, 2016

Kebaikan Kolektif

Standard
Kebaikan kolektif itu laksana air sungai jernih yang meluncur bergelombang, airnya tak menyebabkan bencana, tapi menyapu sampah-sampah di tiap sudut sungai dengan elegan, membersihkan.

Kita bisa saja berbuat baik sendirian, hanya seorang. Tapi, seberapa besar dampak kebaikan yang hanya dilakukan seorang diri? Tentu kebaikan kolektif atau secara berjama'ah  memiliki potensi melipat-gandakan dampak kebaikan yang diperbuat.

Bersama-sama memang kadang melelahkan, penuh gesekan, bisa jadi pula ada yang tersakiti atau terluka. Ituah risiko yang harus ditanggung dalam upaya kolektif berbuat baik. Namun, jika setiap orang yang tergabung untuk berbuat baik secara kolektif memahami lebih dalam tentang tujuan dan esensi kebaikan kolektif niscaya semua tisiko luka yang mungkin timbul akan dimaknai laksana obat, pahit tapi menyehatkan.

Selanjutnya menjadi pilihan setiap dari kita, apakah akan berbuat baik sendirian atau kolektif? Yang jelas, Indonesia dan dunia ini hanya akan lebih baik jika dibangun bersama secara kolektif, bukan sendiri. (AZ)

Merefleksikan Kembali Hakikat Hidup

Standard
Dunia hanya sementara, sedangkan akhirat kekal selamanya.

Namun, sering kali seolah sebaliknya. Seakan-akan hidup kekal di dunia, melupakan akhirat. Menjadikan yang haram menjadi halal, memperturut hawa nafsu, dan mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah.

Allahu ghoyatuna!

Allah adalah tujuan ku, Allah adalah tujuan kita, seorang muslim. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, setiap detik hidup kita adalah ibadah pada Allah SWT. Karena demikian sejatinya, kita dicipta untuk beribadah pada Allah. Berencana, berusaha, berdo'a, dan bertawakal-lah pada Allah.

Sejatinya memang demikian tugas kita, seorang hamba. Kita tak punya wewenang sama sekali untuk memaksa kehendak Allah atas satu dan lain hal. Ini sudah menjadi kewajiban kita; menyempurnakan proses dan memastikan setiap detik dalam hidup kita adalah ibadah tulus pada Allah. Merencanakan hidup kedepan, berusaha optimal, berdo'a memohon yang terbaik, dan bertawakal dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memberikan terbaik. 

Jika nuranimu penuh noda, bersihkanlah.

Penuhnya nurani kita dengan noda sering kali menjadi hambatan untuk jernih melihat kebenaran, Didukung lingkungan yanng tak kondusif menjadi faktor pendorong noda-noda itu menggumpal dalam nurani. Kita selalu punya pilihan; tenggelam dalam kegelapan atau hijrah ke cahaya yang benderang.

Tekan gengsimu, tekan ambisi kosongmu, semua harus diawali dengan niat yang lurus.

Sesungguhnya semua hal yang kita lakukan dinilai dari niatnya. Segala hal yang diiatkan untuk Allah akan berbuah pahala, sedangkan yang tidak hanya bernilai kosong saja; setiap dari kita akan memperoleh seuai apa yang kita niatkan.

Awali dengan bismillah.

Agar kebaikan yang diperbuat adalah kebaikan hakiki, mendaftarkan kebaikan dengan mengisi formulir bismillah  in shaa Allah akan memunculkan keberkahan bagi setiap kebaikan yang kita perbuat.