Sunday, September 9, 2012

Perjalanan Menjadi Gadjah Mada Muda, Petunjuk Terbaik dari Allah

Standard

"…Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula  kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 216)

Bismillahirohmanirrohim..
Sore ini, Minggu 9 September 2012 mendadak hati ini tegerak untuk mencurahkan kenangan masa lalu, kenangan indah yang sulit terhapuskan oleh waktu. Sebuah perjalanan menuju kampus perjuangan, Universitas Gadjah Mada. Kisah perjuangan yang semoga memberikan banyak manfaat bagi para pembaca.
Cerita ini berawal dari suatu sore di sekolah asal ku yaitu SMAN 2 Purwokerto. Pengumuman peringkat paralel yang menentukan peserta SNMPTN Undangan di umumkan. Nilai raport semester 3,4, dan 5 sangat menentukan. Ketika ku lihat rankingku di semester 3 dan 4 hati ini lega dan senang karena Alhamdulillah aku masih masuk 50% teratas kuota. Tapi saat ku lihat ranking semester 5, sedikit tercengang ku mengetahui sebuah kanyataan yang pernah ku khawatirkan sebelumnya. Yah hari itu aku merasa sedih karena tidak direkomendasikan sekolah untuk mengikuti SNMPTN Undangan. Sebenarnya itu tidak terlalu masalah untukku tapi kesedihan yang lebih ku rasakan saat melihat raut kekecewaan tercermin pada kedua orang tuaku, Umi dan Bapak tercinta. Iya, aku sadar bahwa ini salahku yang seolah mengabaikan nilai akademikku dan lebih mementingkan amanahku di organisasi. Perjuangan 3 tahun seakan terbuang percuma saat itu. Piagam dan sertifikat yang telah ku peroleh dari berbagai event kini tak bisa ku harapkan untuk jadi jembatanku menuju bangku  universitas impianku.
Satu pintu sudah tertutup tapi ku yakin masih ada pintu lain yang masih terbuka, pintu yang akan mengantarkanku menuju kesuksesan dunia wal akhirot. Sungguh merasa beruntung saat itu, dalam keadaan kecewa aku masih punya sosok-sosok luar biasa yang selalu menyemangati,mendukung dan mendo'akanku. Umi, Bapak dan keluarga besarku. Waktu terus berjalan, ketika kekecewaan mulai tersingkir dan terobati, ku coba mengubah pengalaman pahit itu jadi sebuah motivasi luar biasa. Aku harus selalu yakin dan percaya bahwa ALLAH SWT akan selalu memberikan yang terbaik bagiku.
Perjalanan dan penantian di bulan-bulan sulit saat itu cukup menggoncangkan hatiku. Kadang aku merasa gelisah tentang masa depanku. Walupun sesungguhya itu sangat tidak perlu. Hari-hari ku menjelang SNMPTN tulis diwarnai dengan berjuta rasa. Semangat,optimis, takut, lelah dan sebagainya. Tapi aku terus berusaha belajar & berdo'a dalam situasi sulit itu. 
Sedikit flashback lebih kebelakang sebuah pepatah mengungkapkan "Jujur=Mujur", itulah salah satu penyemangatku. Dengan penuh kerendahan diri atas nama ALLAH yang maha tinggi sedikit kisah inspirasi tambahan dan sebuah kebaikan yang datangnya dari ALLAH dalam 3 tahun masa studiku di SMA telah ku robohkan persepsi dunia pendidikan di Indonesia bahwa "mencontek" dalam ulangan adalah wajar bagi siswa asalkan tidak berlebihan. Alhamdulillah persepsi itu tidak berlaku bagi ku dan demikian pula bagi beberapa saudara-saudara ku di smadha. 3 tahun tanpa mencontek, curang atau apapun itu membuat 3 tahun itu menjadi kenangan yang sangat indah. Kejujuran yang insya ALLAH akan membawa kami kepada keberuntungan dan ridho ALLAH. aamiin. Dan saya pun yakin bahwa saya akan lebih bahagia saat saya ada diposisi saya saat ini dari pada saat saya berhasil ditrima SNMPTN Undangan tapi dengan cara yang haram justru  mungkin akan mendatangkan kemurkaan ALLAH. Na'udzubillah.
Diterima di Universitas Indonesia, itulah keinginan ku saat itu. Universitas yang jadi harapan dan cita-cita sejak kelas X. Tapi keinginan  itu terombang-ambing saat ku dapat petunjuk setelah melakukan sholat istikharoh bahwa aku sebaiknya meneruskan studi ke Gadjah Mada. Sama sekali tak ada keinginan, minat atau apapun yang menarik saya untuk mendaftar di UGM. Disisi lain aku yakin bahwa ALLAH adalah Dzat yang Maha tahu segalanya, termasuk tahu yang terbaik untuk ku. Pertimbangan yang menguras mental dan dalam keterbatasan waktu pendaftaran akhirnya ku putuskan untuk memilih Teknik Lingkungan UI pada pilihan pertama dan Gizi Kesehatan UGM di pilihan kedua pada SNMPTN Tulis 2012. Tak sampai disitu, karena begitu besarnya keinginanku berkuliah di UI kemudian ku ikuti pula Seleksi Masuk (SIMAK) UI 2012 di Depok.